REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 WIku Adisasmito berharap pengalaman selama dua tahun terakhir dalam penanganan pandemi menjadi pembelajaran penanganan di waktu mendatang. Wiku mengatakan, perjuangan menghadapi Covid-19 belum selesai meskipun tahun 2021 segera berakhir.
"Kita berharap pengalaman selama setahun kedepan menjadi pembelajaran ke depan agar kita dalam lebih antisipatif mencegah kemunculan kasus," ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (29/12).
Ia menyebut kasus Covid-19 yang sudah terkendali saat ini adalah hasil pengendalian melalui berbagai modifikasi perilaku masyarakat serta kekebalan komunitas akibat vaksinasi, maupun kekebalan akibat infeksi.
Wiku pun mengungkap kilas balik pengendalian aktivitas masyarakat mulai dari PPKM Jawa-Bali pada Januari-Februari 2021 pada beberapa kabupaten/kota dengan kenaikan kasus. Lalu, kemudian disesuaikan lagi dengan penerapan PPKM Mikro dan pembentukan Posko Desa/Kelurahan.
Selanjutnya, saat terjadi gelombang kedua Juli lalu, diterapkan PPKM Darurat dan Pengetatan PPKM Mikro (micro lockdown). Setelah kasus konsisten turun, ditetapkanlah instrumen pengendalian aktivitas masyarakat yang berkelanjutan dengan pendekatan level kabupaten/kota untuk menimbang seberapa besar pengetat-longgaran pengendalian di kabupaten/kota.
Kemudian, khusus hari raya besar atau waktu libur yang sangat potensial menyumbang kenaikan kasus, maka pemerintah menyusun skenario pengendalian sesuai kondisi kasus saat itu.
"Pada setiap peraturan yang dibuat, perencanaannya dilakukan jauh-jauh hari dan melibatkan lintas kementerian/lembaga untuk kesiapan implementasi kebijakan yang sigap," kata Wiku.
Begitu juga terkait kebijakan mobilitas dalam negeri maupun luar negeri diatur dinamis mengamati kondisi kasus nasional dan global. Sedangkan terkait vaksinasi, penyuntikan perdana di Indonesia juga diawali 2021 Presiden Joko Widodo dan beberapa pejabat publik. Kemudian Februari dilanjut pelaksanaan bertahap berdasarkan skala prioritas masyarakat serta menimbang kerentanan kelompok terpapar Covid-19.
Pada Maret, pemerintah menetapkan kandidat vaksin merah putih untuk didukung sepenuhnya rangkaian proses produksi serta hilirisasinya demi menjamin ketersediaan vaksin jangka panjang serta mendorong kemandirian anak bangsa.
Lalu pada Mei, untuk mempercepat laju vaksinasi, pemerintah juga bermitra dengan pihak swasta seperti sektor industri untuk menjadi penyelenggara vaksinasi atau melaksanakan vaksinasi gotong royong.
"Akhirnya di akhir tahun ini, Indonesia mampu mencapai target vaksinasi oleh WHO dimana 70 persen populasi telah divaksin dosis pertama dan 40 persen populasi telah divaksin dosis kedua," ujar Wiku.
Karena itu, Pemerintah mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang tidak kenal lelah ikut serta mencegah penularan Covid 19 dan mengucapkan bela sungkawa kepada ribuan orang yang telah meninggal akibat Covid19. Ia berharap, semua orang dapat bertahan dan mampu melanjutkan estafet perlawanan kepada Covid 19.
Namun, Wiku mengingatkan virus Covid-19 masih ada, walaupun pemerintah telah mengagendakan rencana transisi Indonesia menuju endemik Covid 19."Untuk itu, perlu adanya perubahan perilaku masif bagi siapa saja yang belum menjalankan protokol kesehatan secara sempurna dan konsistensi bagi siapa saja yang sudah disiplin. karena langkah tersebut dapat menjadi kunci pemutusan rantai penularan, jangan lengah tetap waspada," katanya.