REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selama perayaan Natal sejak Jumat (24/12) hingga Ahad (26/12) tempat ibadah dan tokoh agama telah menjadi ruang dan sumber belajar bagi masyarakat. Hal ini tentu juga diharapkan terus berlangsung hingga perayaan tahun baru.
“Rumah ibadah bukan sekadar dilihat sebagai potensi klaster, namun tempat ibadah dan tokoh agama harus dilihat sebagai ruang dan sumber belajar utama. Saat perayaan hari besar keagamaan atau pelaksanaan ibadah, para tokoh agama bisa memberikan edukasi masyarakat cara mencegah COVID-19, pentingnya vaksinasi, prokes 3M, 3T dan sebagainya,” kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi dalam keterangannya, Ahad (26/12).
Ia menekankan, sejak awal iman, aman dan imun merupakan pendekatan yang disampaikan dalam mengendalikan pandemi. “Iman menjadi hal sangat penting. Masyarakat Indonesia itu spiritualis, dan ini sebagai pilar pertama dan utama dalam menghadapi pandemi, karena sejatinya pandemi bukan hanya berdampak pada fisik namun juga mental. Dan yang menguatkan mental tentu saja iman,” ujarnya.
Sonny menyampaikan, dibutuhkan kebersamaan untuk mengatasi pandemi dan bisa menjadi sarana edukasi bahwa pandemi belum berakhir sehingga diperlukan sikap hati-hati. Sonny juga mengingatkan, pada tahun lalu, terjadi peningkatan kasus hampir 4 kali lipat dalam 13 minggu, terutama karena meningkatnya mobilitas, penurunan kepatuhan prokes, dan belum ada vaksinasi.
Meski Nataru kali ini berbeda dengan tahun lalu, Sonny mendorong semua pihak tetap disiplin dan konsisten dalam kepatuhan prokes. “Tokoh agama harus jadi panutan, gunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai skrining penerapan prokes digital. Inilah pentingnya ada satgas di setiap institusi gereja,” tegasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kondisi libur Natal dan Tahun Baru kali ini berbeda dengan tahun lalu. Pada tahun ini cakupan vaksinasi dan jumlah orang yang sudah pernah terinfeksi sudah jauh lebih tinggi.
"Jadi imunitas yang dibentuk vaksinasi ataupun vaksinasi sudah jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu," kata Budi dalam diskusi daring Sabtu (25/12) kemarin.
Meskipun begitu, Budi meminta agar masyarakat tidak bereuforia karena kasus yang melandai. Ia terus mengingatkan adanya varian baru omicron yang juga telah masuk ke Indonesia.
"Jangan euforia proksesnya lupa karena lihat kasusnya landai. jadi tetap pakai masker, kerumunanya jaga deh, jangan desak-desakan nanti saat tahun baru, sudah nanti makan-makan aja sama keluarga di meja berempat jalan-jalan di ruang terbuka itu oke juga kok ya. masuk mal juga boleh sekali-kali, makannya yang di luar yang di terasnya, tapi prokesnya jangan euforia," tegas Budi.