Selasa 28 Dec 2021 05:40 WIB

Pantang Menyerah di Tengah Keterbatasan

Ketimpangan bagi penyandang disabilitas diakui Menko PMK masih menjadi tantangan

 Di tengah pandemi, Sardi (47 tahun), penjahit warga disabilitas di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel, justru kebanjiran pesanan masker. (ilustrasi).
Foto: Youtube
Di tengah pandemi, Sardi (47 tahun), penjahit warga disabilitas di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel, justru kebanjiran pesanan masker. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cobaan pandemi Covid-19 bukanlah akhir dari segalanya. Kendati pandemi memberikan dampak luas ke berbagai sendi kehidupan anak negeri, tak berarti kita harus berhenti berkarya.

Semangat pantang menyerah itulah yang terlihat dari seorang penjahit warga penyandang disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Difabel Ampel (KDA) di Boyolali, Jawa Tengah. Di tengah pandemi, Sardi (47 tahun), penjahit warga disabilitas di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel, justru kebanjiran pesanan masker. Setelah sebelumnya, usahanya sempat sepi pesanan karena pandemi. "Apalagi orang hajatan juga ditunda semua," kata Sardi.

Baca Juga

Dampak pandemi bukan hanya menerpa dirinya, tetapi juga teman-teman penjahit difabel lainnya. Awalnya, ia hanya membuat model masker dengan kain perca untuk dibagi-bagikan ke teman-teman disabilitas dan masyarakat secara gratis. Ternyata, masker banyak dibutuhkan. "Kami bersama penjahit disabilitas lainnya kemudian mendapatkan pesanan dari masyarakat, instansi, pemdes, dan lainnya," kata Sardi.

Melihat peluang itu, Sardi langsung memproduksi masker dengan bahan kain perca sebanyak-banyaknya. Namun, dia tidak mampu melayani pesanan hingga ribuan masker jika dikerjakan sendiri. Akhirnya, Sardi meminta bantuan warga disabilitas untuk menjahit di rumahnya masing-masing.

Terlepas dari semangat dan kemampuan para penyandang disabilitas itu, diakui masih banyak persoalan yang dihadapi mereka dalam mewujudkan kesejahteraan hidupnya. Persoalan ketimpangan bagi penyandang disabilitas diakui Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi tantangan besar dalam pembangunan manusia Indonesia.

Rendahnya angka partisipasi bersekolah penyandang disabilitas, rendahnya keterserapan disabilitas dalam pekerjaan, dan persoalan kebijakan yang belum inklusif masih menjadi persoalan yang dihadapi. Namun, pemerintah terus berkomitmen menyelesaikan berbagai permasalahan itu.

"Ini persoalan yang harus segera kita atasi dengan komitmen kuat, baik berdasarkan akal sehat maupun hati nurani tentang pentingnya kita mengarusutamakan masalah disabilitas," ujar dia.

Menurut Menko, persoalan ketimpangan penyandang disabilitas bukan hanya dalam pemenuhan hak. Yang sama pentingnya adalah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas agar bisa menunaikan kewajibannya sebagai warga negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement