REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mewaspadai perkembangan varian virus corona B.1.1.529 atau Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, mengingat laju penularan Omicron terbukti sangat cepat. Menurut Nadia, Indonesia jauh lebih aman dibanding negara lain."Kalau lihat angka positif jumlah kasus harian dan kematian kita pada kondisi laju penularan yg rendah dan reproduktif number kita 1," kata Nadia kepada Republika, Selasa (21/12).
Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid-19 dan jika harus keluar negeri, maka akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya. Jika kembali pun, nantinya akan berpotensi membawa Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini.
"Penting sekali bagi kita untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi saya tegaskan kembali agar tidak berpergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” tegasnya.
Melansir data Satgas Covid-19, hingga Selasa (21/12) ada tambahan 216 kasus baru yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.260.893 kasus positif Covid-19.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 bertambah 205 orang sehingga menjadi sebanyak 4.112.040 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 11 orang menjadi sebanyak 144.024 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia masih sama seperti Senin (20/12) kemarin yakni 4.829 kasus, dimana tidak ada penambahan kasus aktif.
Sementara dilansir dalam laman resmi Badan Penelitian dan Pengmbangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) , sudah ada empat variant of Concern COVID-19 di Indonesia. Empat VoC yang tersebar di Indonesia, yakni Alpha B117, Delta B.1617.2, Beta B.135.1, dan Omicron B.1.1529.
Per Selasa (22/12), Balitbangkes mencatat penambahan varian Delta terbanyak di Indonesia saat ini masih di DKI Jakarta dengan total 1.690 kasus, disusul Jawa Barat dengan 999 kasus. Ribuan temuan varian itu teridentifikasi di Indonesia berdasarkan metode pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap total 10.358 spesimen yang diperiksa hingga Ahad (19/12).
Tercatat sebanyak 6.157 Kasus terkonfirmasi sebagai varian delta, yang tersebar di Sumatera Utara, 168 kasus; Sumatera Barat, 75 kasus; Sumatera Selatan, 59 kasus; Aceh, 54 kasus; Bengkulu, 28 kasus; Riau, 127 kasus; Lampung, 6 kasus; Jambu, 195 kasus; Kepulauan Riau, 52 kasus; Jambi: 195 kasus; Kepulauan Riau: 52 kasus; Kepulauan Bangka Belitung: 64 kasus; Banten: 51 kasus; Jawa Barat: 999 kasus; DKI Jakarta: 1.690 kasus; DIY: 91 kasus; Jawa Timur: 129 kasus; Jawa Tengah: 361 kasus; Bali: 157 kasus; Nusa Tenggara Barat: 67 kasus; Nusa Tenggara Timur: 103 kasus; Kalimantan Tengah: 24 kasus; Kalimantan Timur: 579 kasus; Kalimantan Utara: 75 kasus; Kalimantan Barat: 249 kasus; Kalimantan Selatan: 157 kasus; Sulawesi Selatan: 58 kasus; Sulawesi Barat: 40 kasus; Sulawesi Utara: 216 kasus; Sulawesi Tengah: 65 kasus; Sulawesi Tenggara: 20 kasus; Gorontalo: 30 kasus
Maluku: 43 kasus; Maluku Utara: 48 kasus, Papua: 53 kasus dan Papua Barat: 24 kasus.
Kemudian, varian Alpha tercatat ada 81 kasus yamg tersebar di Sumatera Utara: 2 kasus; Riau: 1 kasus; Sumatera Selatan: 1 kasus; Lampung: 1 kasus; Kepulauan Riau: 10 kasus; DKI Jakarta: 38 kasus; Jawa Barat: 20 kasus; Jawa Timur: 4 kasus; Jawa Tengah: 1 kasus; Kalimantan Selatan: 1 kasus; Bali: 1 kasus; Nusa Tenggara Timur: 1 kasus. Untuk varian Beta tercatat ada 22 kasus, tersebar di Jawa Barat: 3 kasus;
DKI Jakarta: 12 kasus; Jawa Timur: 6 kasus dan Bali: 1 kasus. Untuk varian Omicron baru terdeteksi 3 kasus di DKI Jakarta.