Selasa 21 Dec 2021 00:08 WIB

Kasus Omicron Ditemukan, Luhut Sebut Covid-19 di Indonesia Masih Terkendali

Pemerintah juga tetap menggunakan PPKM sebagai basis pengetatan kegiatan masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Antara/
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih terkendali pascatemuan kasus pertama akibat varian Omicron di Indonesia. Luhut juga menegaskan, belum terjadi penularan kasus varian Omicron di level masyarakat.

“Terkait perkembangan kasus Omicron yang terjadi di Indonesia dapat kami informasikan bahwa kasus Covid-19 masih berada di tingkat yang rendah pasca ditemukan kasus pertama Omicron di Indonesia,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (20/12).

Baca Juga

Luhut menjelaskan, sejak puncak kasus varian Delta, angka penularan kasus di Indonesia masih terkendali. Selain itu, Rt Covid-19 secara nasional juga masih tercatat di bawah 1. Kendati demikian, ia mengingatkan, angka penularan kasus bisa melonjak dalam waktu satu pekan jika masyarakat tak berhati-hati.

Selain itu, Luhut juga menyebut kasus aktif dan angka perawatan rumah sakit di Jawa dan Bali masih menunjukan tren penurunan. Sedangkan cakupan vaksinasi umum dan lansia di Jawa dan Bali juga terus meningkat.

“Namun pemerintah juga terus mendorong beberapa daerah di Jawa Bali yang tingkat vaksinasi dosis satunya masih di bawah 50 persen,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, pemerintah akan terus memantau secara ketat perkembangan kasus untuk mengantisipasi lonjakan karena varian Omicron. Pemerintah juga tetap akan menggunakan PPKM level sebagai basis pengetatan kegiatan masyarakat.

Luhut pun meminta masyarakat agar bekerja sama dan mengikuti instruksi serta aturan dari pemerintah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus. Ia juga meminta masyarakat agar tak egois untuk bepergian ke luar negeri guna meminimalisir masuknya varian Omicron.

“Hal tersebut pun diperparah kelalaian kita sendiri yaitu abai kepada penerapan prokes. Dan juga ada euforia yang berlebihan yang akhirnya dapat memperparah kondisi kita semua,” kata dia.

Baca juga : 37,2 Persen Masyarakat tak Tahu Kemunculan Omicron

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement