Sabtu 18 Dec 2021 12:31 WIB

Kapolda Sulsel Tanggapi Kematian Tahanan Narkoba Lapas Bolangi

Al yang dijemput polisi meninggal di luar lapas dengan luka lebam di tubuhnya.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Nana Sudjana.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Nana Sudjana.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Nana Sudjana menanggapi perihal kematian tidak wajar seorang tahanan terpidana kasus narkoba berinisial Al yang meninggal dunia di luar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bolangi, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel. Al meninggat saat dijemput aparat untuk pengembangan kasus narkoba.

"Beberapa hari yang lalu memang kami menangkap beberapa tersangka kasus narkoba. Dan dalam rangka pengembangan kami khususnya dari anggota Narkoba Polda Sulsel," kata Nana saat memberikan keterangan kepada wartawan di Mapolda Sulsel, Kota Makassar, Jumat (17/12).

Baca Juga

Selain itu, beberapa waktu yang lalu Direktorat Narkoba Polda Sulsel juga mengungkap kasus peredaran narkoba jenis dabu seberat 75 kilogram (kg). Kemudian, dalam rangka melakukan pengembangan, kata Nana, anggota memang mengebon atau menjemput terpidana (korban) ke Lapas Bolangi, untuk melacak dan mengembangkan kasus yang terjadi.

Pihaknya berdalih, saat korban dibawa keluar lapas oleh petugas kepolisian, dua jam setelahnya mengalami kejang-kejang hingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Baru antara satu-dua jam tiba-tiba tersangka tersebut merasakan sakit di dada sebelah kiri, kemudian kejang. Karena kondisi tersangka itu, kami lalu bawa ke Rumah Sakit Faisal. Sesampainya di Rumah Sakit Faisal, diketahui kemudian tersangka tersebut meninggal," kata Nana.

Atas kejadian itu, menurut Nana, kepolisian sudah menghubungi keluarga korban. Polisi juga melakukan upaya lanjutan dengan melaksanakan autopsi di Rumah Sakit Bayangkara, Kota Makassar serta melibatkan rumah sakit yang independen guna memastikan dan membuktikan penyebab kematiannya.

"Secara prosedur, meninggalnya kenapa tetap kita usut. Saya selaku pimpinan akan mengusut apakah tersangka tersebut meninggal karena sakit. Memang kita masih menunggu hasil dari otopsi. Jadi dalam hal ini kita akan tempuh aturan-aturan yang ada," tutur Nana.

"Jadi sampai ini, kami terus berkoordinasi dengan Lapas dan juga keluarga yang bersangkutan untuk mengetahui rekam medisnya," ucap Nana melanjutkan.

Disinggung adanya luka lebam di sekitar tubuh korban diduga akibat perlakuan kekerasan aparat saat dikeluarkan dari Lapas Bolangi, Nana belum memberikan keterangan pasti. Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengaku, masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bayangkara dan tim independen perihal kejadian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement