REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad, merespons soal hasil survei yang menyebut elektabilitas Partai Demokrat melorot seusai konflik internal di Partai Demokrat terjadi. Menurut dia, elektabilitas Partai Demokrat akan semakin turun bila partai dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), atau Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
"Itu adalah fakta sejarah yang harus diakui," kata Rahmad kepada Republika.co.id, Kamis (16/12).
Rahmad menuturkan, ketika partai dipimpin SBY dan Ibas sejak 2013-2014, elektabilitas Partai Demokrat turun dari 151 kursi menjadi 61 kursi DPR RI. Kemudian pada 2019 elektabilitas Partai Demokrat makin turun menjadi 51 kursi di DPR RI.
"Saat ini, ketika partai hanya dipimpin AHY dan pola pengelolaan partai mirip mirip gaya Hitler, hampir dapat dipastikan, elektabilitas Partai Demokrat akan makin terjun bebas," ujarnya menegaskan.
Karena itu, ia menilai satu-satunya cara menaikkan elektabilitas Partai Demokrat adalah dengan mengganti kepemimpinan Partai Demokrat yang kini dipimpin AHY.
"Jika rezim tidak diganti, perkiraan saya, elektabilitas partai demokrat akan berada di bawah 5 persen pada Pemilu 2024 nanti," katanya.
Sebelumnya Voxpopuli Research Center merilis hasil survei terbaru. Hasilnya diketahui elektabilitas Partai Demokrat melorot ke papan tengah dengan hasil 5,0 persen seiring meredanya konflik di internal partai politik tersebut.
"Konflik internal reda, Demokrat kembali ke papan tengah dalam peringkat elektabilitas partai politik," kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan persnya, Kamis.
Ia mengatakan, dukungan publik kepada Demokrat tidak lagi sebesar saat awal-awal konflik terjadi. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Demokrat melorot ke papan tengah atau sedikit di bawah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berada di peringkat 6 atau di angka 5,1 persen.