Jumat 26 Nov 2021 18:20 WIB

9 Mahasiswa UBSI Lolos Program Transfer Kredit Internasional

Program transfer kredit internasional bertujuan meningkatkan wawasan kebangsaan

Sebanyak 9 Mahasiswa dari program studi (prodi) Sastra Inggris (S1) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil lolos seleksi program transfer kredit Internasional. Program besutan kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) ini, masih terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Foto:

Sementara itu, Jimmi, kepala Lembaga Bahasa (LB) Universitas BSI menyampaikan, mahasiswa yang mengikuti program transfer kredit ini sudah melalui proses seleksi yang cukup ketat. Dimana saat wawancara pun harus menggunakan bahasa Inggris dan memiliki score TOEFL dengan nilai minimun 450.

“Seleksi mahasiswa yang mengikuti program transfer kredit internasional ini cukup ketat, harus punya etika sopan santun yang baik, nilai indeks prestasi komulatif (IPK) 3,00 dan nilai TOEFL minimal 450,” jelasnya.

Selanjutnya, Vanya Riskiana, salah satu mahasiswa yang lolos program transfer kredit internasional mengungkapkan banyak hal baru yang diperoleh antara lain media yang digunakan untuk belajar menggunakan padlet untuk materi perkuliahan.

“Sedangkan untuk kelas, menggunakan zoom ataupun google meet. Perkuliahan biasanya dimulai dari pukul 09.00 hingga 22.00 waktu Kuala Lumpur dan kuliah dimulai dari hari Selasa hingga Jum’at. Sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan,” ungkapnya.

Ketika kuliah berlangsung, lanjutnya, kami diwajibkan untuk selalu mengikuti kelas dan diharuskan dan wajib selalu mengaktifkan kamera juga lebih interaktif lagi selama kelas berlangsung. 

“Selama di MSU, tugas yang kami kerjakan adalah dalam bentuk paper atau laporan dalam bentuk soft copy dengan beberapa peraturan penulisan yang berbeda sesuai dengan dosen pengajar,” ujarnya.

Pengalaman yang didapatkan dari ikut program ini, salah satunya bisa berjumpa dengan teman-teman baru selama program transfer kredit internasional berlangsung.

 

“Dapat teman baru dari Malaysia, mendapat pengalaman baru dengan dosen yang baru dijumpai dan cara mengajar yang berbeda dari Indonesia. Adanya program ini menambah informasi bagaimana cara mahasiswa perguruan tinggi MSU dalam belajar, mengerjakan tugas dan bertukar pikiran juga mengetahui beberapa culture yang hanya ada di Malaysia,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement