Rabu 08 May 2024 20:53 WIB

Kemendikbudristek: Semangat Berbagi Jadi Bagian Penting Kurikulum Merdeka  

Salah satu bagian penting proses belajar menerapkan Kurikulum Merdeka adalah berbagi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, salah satu bagian penting dalam proses belajar menerapkan Kurikulum Merdeka adalah semangat berbagi.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, salah satu bagian penting dalam proses belajar menerapkan Kurikulum Merdeka adalah semangat berbagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, salah satu bagian penting dalam proses belajar menerapkan Kurikulum Merdeka adalah semangat berbagi dan praktik baik. Di mana, hal itu dalam prosesnya saling dilakukan oleh pendidik, murid, dan orang tua.

“Salah satu bagian penting dalam proses belajar menerapkan Kurikulum Merdeka adalah semangat berbagi refleksi dan praktik baik dari sesama pendidik, murid dan orang tua,” kata Plt Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (8/5/2024). 

Baca Juga

Hal itu dia sampaikan pada ‘Kick Off Festival Kurikulum Merdeka 2024’ bersama dengan Penggerak Komunitas dan juga perwakilan peserta terpilih Potret Cerita Kurikulum Merdeka dan Cerita Kurikulum Merdeka 2023. Kegiatan itu jadi salah satu upaya Kemendikbudristek untuk menyampaikan informasi terkait rangkaian kegiatan Festival Kurikulum Merdeka 2024 yang dilaksanakan hingga Juni 2024.

Aswin menambahkan, Festival Kurikulum Merdeka itu penting untuk menjadi wadah berbagai praktik baik yang dibagikan para guru, orang tua dan juga murid. Dia melihat festival itu merupakan ruang belajar dan berbagi sebagai sumber semangat dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan secara berkelanjutan selangkah demi selangkah.

Eka Nurviana Fatmawati, sebagai salah satu peserta terpilih Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2023 dari kategori guru menyampaikan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya, SDN Butuh 1 Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Menurut dia, berbagai pembelajaran yang disampaikan ke murid pun disesuaikan dengan kebutuhan murid dan kondisi satuan pendidikan.

“Sekolah saya yang berlokasi di desa pun bisa menyesuaikan pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka,” jelas Eka.

Senada dengan Eka, Rosyida, perwakilan orang tua murid yang karyanya juga terpilih pada Cerita Kurikulum Merdeka 2023 turut memberikan gambaran sederhana dan bermakna tentang peranan orang tua dalam mendampingi anaknya belajar dengan Kurikulum Merdeka.

Melihat geliat di berbagai titik, Kemendikbudristek mengundang semua pihak yang memiliki kepentingan dalam pendidikan, termasuk para pegiat pendidikan, orang tua, dan murid untuk bersatu dalam upaya menciptakan pembelajaran berkualitas bagi semua melalui Kurikulum Merdeka. 

Sementara itu, perwakilan MomAcademy, Widya, menegaskan, peran orang tua menjadi penting dalam upaya mewujudkan pembelajaran berkualitas bagi murid, sehingga kegiatan kumpul komunitas Festival Kurikulum Merdeka ini menjadi relevan bagi penggerak komunitas untuk membuka peluang kolaborasi yang sesuai kebutuhan.

“Bergerak sendiri akan berat dan saat pemerintah membuka peluang kolaborasi dengan komunitas maka upaya gotong royong ini bisa berkelanjutan. Tidak bisa hanya pemerintah yang menggerakkan. Dengan lingkaran terdekat komunitas kita, maka akan dapat membantu menyampaikan pesan ini ke masyarakat yang lebih luas lagi,” kata dia.

Dari sisi murid, perwakilan Ikatan Alumni Duta SMA, Tyas Fatih Patria, mengatakan, gotong royong dengan berbagai komunitas ini menjadi ruang saling belajar, berbagi dan urun rembuk untuk mendukung penyelenggaraan Festival Kurikulum Merdeka.  

“Kami sangat senang dengan forum ini karena memberikan kesempatan bagi para komunitas untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan harapan dapat saling berkolaborasi dalam menunjukkan ide dan kreativitasnya di ajang Festival Kurikulum Merdeka,” terang Fatih. 

Rangkaian kegiatan Festival Kurikulum Merdeka dimulai dengan Potret Cerita Kurikulum Merdeka yang berlangsung dari 22 April hingga 19 Mei 2024. Selain itu, ada kegiatan Puncak Acara Festival Kurikulum Merdeka yang akan diselenggarakan di akhir Juni 2024, dengan beberapa aktivitas yaitu pemutaran film dokumenter, rangkaian gelar wicara, dan pameran karya terpilih Potret Cerita dalam bentuk daring dan luring. 

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement