Jumat 12 Nov 2021 17:40 WIB

Peduli Lindungi Identifikasi 18.394 Pengunjung Positif Covid

Aplikasi Peduli Lindungi mengidentifikasi 18.394 pengunjung positif Covid-19

Seorang pengunjung memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki kantor pemerintah daerah Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (1/11/2021). Pemerintah daerah setempat menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung dan pegawai di perkantoran sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Seorang pengunjung memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki kantor pemerintah daerah Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (1/11/2021). Pemerintah daerah setempat menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung dan pegawai di perkantoran sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan merilis jika aplikasi pelacak Covid-19 PeduliLindungi telah membantu mengindentifikasi sebanyak 18.394 pengunjung positif Covid-19 dan kontak erat terhitung 20 Oktober 2021 hingga 10 November 2021.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, mereka memberikan potensi penularan jika tidak teridentifikasi dan berkeliaran dengan bebas."Bayangkan ini tidak teridentifikasi dan orang-orang ini berkeliaran bebas dan bisa memberikan potensi penularan," ujar Dante Saksono dalam talkshow daring bertajuk Roche Fair bertajuk "Improving Care Along Patients Journey with Innovative Digital Solutions in Pandemic", Jumat (12/11).

Aplikasi yang sudah digunakan sebanyak 12.081.308 orang dengan lebih dari 60 juta pengguna terdaftar via mobile ini menjadi salah satu contoh sistem kesehatan dengan memanfaatkan teknologi digital. Dante mengatakan, keberadaan aplikasi ini sebuah loncatan besar dalam transformasi digital pada masa pandemi Covid-19.

Menurut dia, ada sebanyak 44.599 outlet menggunakan aplikasi ini dalam upaya melakukan penelusuran kasus. Data menunjukkan, lebih dari 9 juta akses ke tracing dan tracking aplikasi PeduliLindungi terdaftar setiap hari.

Di sisi lain, digitalisasi dalam sistem kesehatan juga hadir untuk keperluan vaksinasi misalnya melalui hadirnya SMILE ketika daerah tertentu ingin melakukan akses permintaan vaksin dengan jumlah spesifik. Dante berharap dengan adanya regulasi dari pemerintah, data tersimpan dalam suatu cloud yang baik dan pendayagunaan yang maksimal maka Indonesia bisa mempunyai masa depan transformasi digital bidang kesehatan yang lebih baik.

Berbicara mengenai digitalisasi kesehatan, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik (PP PDS PatKLIn), Prof Dr Aryati, dr. MS. Sp.PK(K) mengatakan hal ini akan semakin mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan cara aman dan nyaman.

"Solusi digital di bidang pelayanan kesehatan menjadikan proses pelayanan lebih sederhana kontak fisik yang minimal mudah cepat tepat transparan dan terpercaya," kata dia.

Aryati mencontohkan, teknologi digital memudahkan masyarakat dapat memilih dan menentukan kapan harus mendatangi fasilitas kesehatan termasuk laboratorium. Begitu juga saat mereka ingin melakukan konsultasi dengan dokter.

Menurut Aryati, transformasi digital merupakan kunci yang penting bagi manajemen dan keberhasilan fasilitas kesehatan saat ini dan di masa yang akan datang.Lebih lanjut, untuk menjawab berbagai tantangan sekaligus peluang maka diperlukan manajemen yang adaptif, dinamis dan memiliki fleksibilitas yang tinggi agar tantangan sekaligus peluang dapat dikelola.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement