Sabtu 30 Oct 2021 14:08 WIB

BMKG: Waspadai Peningkatan Curah Hujan di Jateng Selatan

BMKG mengatakan curah hujan lebat sebagai dampak dari La Nina.

Hujan lebat (ilustrasi).
Foto:

Ia mengatakan, pemahaman yang salah sering muncul di masyarakat mengenai La Nina, di beberapa media baik cetak maupun elektronik sering menggunakan istilah "Badai La Nina" untuk pemberitaan, sehingga masyarakat pun akhirnya mengikuti dan menggunakan istilah yang salah tersebut.

"Bayangan yang muncul pada masyarakat saat kita menyebut 'Badai La Nina' adalah seolah-olah La Nina bergerak, dapat menerjang, dapat menghantam wilayah, seperti badai tropis yang terjadi di Amerika misalnya. Padahal tidak demikian, bahwasanya La Nina itu adalah bukan badai, La Nina merupakan peristiwa menyimpangnya perilaku Samudra Pasifik," katanya.

Teguh melanjutkan, La Nina ditandai dengan suhu permukaan laut yang mendingin jauh dari normalnya pada area yang luas, meliputi Samudra Pasifik bagian timur dekat benua Amerika hingga Samudra Pasifik bagian tengah dekat French Polynesia. Manakala terjadi penyimpang di lautan, kata dia, di atmosfer juga mengalami penyimpangan sehingga iklim pun akan mengalami penyimpangan.

"Pada akhirnya kita selalu mengingatkan kepada pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung," katanya.

 

Ia menambahkan, mitigasi yang paling sederhana berupa memangkas pohon yang sudah rapuh, bergotong royong membersihkan selokan dari sampah, dan menempatkan barang-barang ke tempat yang aman atau lebih tinggi untuk antisipasi banjir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement