Kamis 28 Oct 2021 17:28 WIB

AMSI Imbau Masyarakat Saring Berita Sebelum Menyebarkannya

Perusahaan media diharapkan serius menerapkan prinsip dasar jurnalisme.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang juga Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi memberikan sambutan pada acara malam penganugerahan Republika.co.id Award 2021 di Jakarta, Kamis (7/10). Kegiatan yang mengakat tema #BangkitBareng ini merupakan puncak peringatan HUT Republika.co.id ke 26 tahun.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang juga Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi memberikan sambutan pada acara malam penganugerahan Republika.co.id Award 2021 di Jakarta, Kamis (7/10). Kegiatan yang mengakat tema #BangkitBareng ini merupakan puncak peringatan HUT Republika.co.id ke 26 tahun.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Irfan Junaidi mengatakan pentingnya literasi media bagi masyarakat. Dia mengimbau masyarakat dapat mencerna informasi atau berita dengan baik serta memastikannya benar dan dapat dipertanggungjawabkan sebelum disebarluaskan kembali.

"Bahwa setiap masyarakat mendapatkan informasi atau berita itu bisa mencernanya terlebih dahulu dengan baik sebelum buru-buru ingin me-share. Sehingga yang di-share itu sudah dipastikan betul memang bisa dipertanggungjawabkan dan benar," ujar Irfan dalam bincang literasi media dan informasi secara daring, Kamis (28/10).

Baca Juga

Dia mendorong masyarakat bisa memilah berita atau informasi antara yang benar dan salah maupun yang berdampak negatif dan positif. Dia juga mengingatkan warga untuk tidak fokus pada satu sumber informasi agar perspektif makin kaya.

Menurut Irfan, polarisasi yang terjadi di masyarakat saat ini merupakan akibat dari miskin perspektif. Masyarakat ibarat memakai kaca mata kuda yang menganggap sudut pandangnya yang paling benar dan menilai pendapat lain salah.

Masyarakat menjadi mudah menyalahkan perspektif atau pandangan orang lain. Bahkan, menurutnya, sikap tersebut tidak hanya terjadi pada masyarakat akar rumput, melainkan juga para elite.

Untuk itu, Irfan berharap masyarakat dapat melihat atau mencari informasi/berita yang beragam dari berbagai sumber demi memperkaya perspektif dan mencegah polarisasi. Perbedaan perspektif itu diharapkan timbul dialektika positif di masyarakat, daripada saling menyalahkan.

"Kan bahaya sekali kalau punya mind set seperti itu. Diharapkan masyarakat kita jangan mau, harus melawan ketika disodorin yang sama sudah enggak mau baca atau cari yang lain," kata dia.

Di sisi lain, dia berharap perusahaan media benar-benar menerapkan prinsip dasar jurnalisme. Dengan demikian, hasil karya jurnalisme itu bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara berdaya.

"Bayangkan kalau kita semua bercita-cita hanya mau menghadirkan konten-konten yang bagus, sehat, kalau semuanya seragam mau melakukan itu, otomatis konten-konten yang ngaco-ngaco itu akan menyingkir. Karena orang tahu kalau mau yang bagus lihat ke situ saja," tutur Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement