Rabu 27 Oct 2021 16:05 WIB

PKB Berupaya Pimpin Satu Poros di 2024

PKB harap politik identitas bisa dihindari di Pilpres 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai, pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan diikuti oleh tiga koalisi.
Foto: istimewa
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai, pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan diikuti oleh tiga koalisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai, pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan diikuti tiga koalisi. Partainya pun akan berupaya memimpin salah satu poros tersebut.

"Dengan melakukan upaya-upaya dengan terbentuknya poros lebih banyak minimal tiga poros dan PKB berupaya untuk memimpin satu poros," ujar Jazilul dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/10).

Baca Juga

Saat ini, mayoritas kader PKB berikhtiar untuk mengusung sang ketua umum partai, Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres) di 2024. PKB namun realistis pencalonannya membutuhkan suara partai lain untuk menyanggupi syarat presidential threshold sebesar 20 persen.

"PKB punya modal sembilan sampai 10 persen. Tentu kalau koalisi dengan parpol menengah bawah, kita harus mengajak dua parpol lagi," ujar Jazilul.

Hadirnya tiga pasangan calon presiden, nilai Jazilul, dapat menghindari politik identitas dalam kontestasi pada 2024. Sebab, ia berkaca pada Pilpres 2014 dan 2019 saat masyarakat terbelah menjadi dua kubu.

"Kami berupaya keras agar di Pilpres 2024 itu tidak terjadi politik identitas. Oleh karena itu, menurut saya sangat penting agar calon, pasangan calon presiden itu tidak hanya dua pasangan calon," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui melirik sejumlah nama baik dari internal maupun tokoh-tokoh eksternal untuk diusung jadi capres pada Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengatakan, ada sejumlah nama eksternal yang potensial untuk diajak berkoalisi dalam pilpres mendatang.

Nama-nama tersebut sering muncul dalam survei sejumlah lembaga survei nasional. Yandri mengaku, partai berlambang matahari terbit memperhatikan nama-nama seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Ketua DPR Puan Maharani.

Bahkan, sebagian nama-nama tersebut juga sudah diundang di agenda PAN di Bali beberapa waktu lalu. "Artinya, kita bersyukur cadangan atau stok pemimpin nasional itu di Indonesia tidak kekurangan, itu kesyukuran dari PAN," ujar Yandri di Kantor DPP PAN, Selasa (26/10) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement