Kamis 14 Oct 2021 13:03 WIB

BKKBN Kucurkan Rp 11,8 M untuk Indramayu

Dana yang diberikan kepada Pemkab Indramayu untuk percepatan vaksinasi dan lainnya

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Kepala BKKBN, Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)
Foto: BKKBN
Kepala BKKBN, Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengapresiasi komitmen Pemkab Indramayu dalam melaksanakan seluruh program BKKBN. Atas komitmen itu, BKKBN menggelontorkan anggaran sebesar Rp 11,8 miliar untuk Kabupaten Indramayu.

"Terima kasih untuk Ibu Bupati Indramayu atas komitmennya kepada masyarakat dalam rangka mensukseskan program Bangga Kencana, program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,’’ kata Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, di Pendopo Indramayu, Kamis (14/10).

Baca Juga

Hasto menjelaskan, anggaran yang diberikan BKKBN kepada Pemkab Indramayu itu diperuntukkan bagi kegiatan percepatan vaksinasi serta kebutuhan lain. Di antaranya menyangkut klaim jasa medis bagi bidan dalam penanganan persalinan dan lainnya.

"Sekarang sudah kami bantu anggaran. Jadi bidan atau tenaga medis tidak perlu repot-repot lagi mengurus klaim melalui BPJS karena sudah disiapkan oleh bupati,’’ tukas Hasto.

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, menyatakan, perhatian BKKBN Pusat untuk Kabupaten Indramayu merupakan buah dari kerja keras semua pihak dan masyarakat. Sebagai salah satu daerah yang memiliki persoalan kualitas hidup penduduk, Kabupaten Indramayu telah membuat sejumlah skema penanganan.

Salah satu skema itu antara lain program pencegahan kasus stunting melalui sebuah gerakan yang disebut Gesit (Gerakan Penanganan Stunting Indramayu Terpadu).

"Kasus stunting menjadi perhatian serius kami. Sebab stunting menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penduduk,’’ cetus Nina.

Selain skema pencegahan stunting, imbuh Nina, Pemkab Indramayu juga fokus pada program pengendalian penduduk. Tujuannya agar terjadi keseimbangan populasi dengan kondisi sosial dan ekonomi daerah.

Adapun upaya pengendalian penduduk yang akan diadakan di antaranya adalah kegiatan vasektomi dan tubektomi. "Kegiatan itu rencananya akan diselenggarakan mulai akhir Oktober ini,’’ tandas  Nina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement