REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan masyarakat sudah tidak bisa lagi percaya politik uang. Karena itu, Zulhas meminta kader PAN tidak takut turun ke lapangan, menyapa masyarakat.
Zulhas membuka Workshop Nasional yang diikuti oleh para anggota legislatif FPAN mulai dari DPR RI, DPRD I dan DPRD II se-Indonesia serta pimpinan eksekutif dari PAN. Rangkaian kegiatan Bimtek yang akan digelar sejak Senin (4/10) hingga Rabu (6/10) mendatang ini dipusatkan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Ketum PAN ini berpesan agar seluruh kader PAN, baik di legislatif maupun eksekutif, untuk rajin menyapamasyarakat. “Seluruh kader PAN harus rajin turun, menyapa rakyat. Jangan takut karena tidak bawa uang,” kata Zulhas, dalam siaran pers yang diterima dari Humas PAN, Senin (4/10).
Rakyat, menurut Zulhas, sekarang sudah cerdas, yang tidak mudah tergoda oleh politik uang. Mereka lebih ingin menitipkan aspirasi dan ingin mendengar gagasan para wakil rakyatnya. "Inilah sebabnya mengapa kegiatan bimtek ini penting,” kata Wakil Ketua MPR tersebut.
Hal yang menarik, sejumlah tokoh nasional hadir di acara ini. Di antaranya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain itu, rencananya juga akan hadir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Meneg BUMN Erick Thohir.
“Kita ingin dengar pengalaman-pengalaman mereka. Kader PAN harus belajar dari para pemimpin yang dianggap berhasil ini. Disukai masyarakat karena ide-ide dan terobosannya,” kata Zulhas saat ditanya tentang kehadiran para tokoh tersebut.
Selain itu, tokor-tokoh di internal PAN juga terlihat solid menghadiri acara tersebut. Terlihat hadir mantan ketum PAN periode 2010-2015 Hatta Rajasa (saat ini menjabatKetua Majelis Pertimbangan Partai PAN) , serta ketum PAN periode 2005-2010 Soetrisno Bachir (saat ini menjabat Ketua Badan Kehormatan Partai).
Zulhas berpesan kepada seluruh kader dan peserta Bimtek untuk terus menjaga idealisme dan peran PAN sebagai partai yang menjaga keseimbangan, menjadi titik tengah, pemersatu. Menurutnya, PAN harus bisa menjadi jembatan.
“Jangan terus sibuk memperparah perpecahan, itulah tugas PAN. Kalau saat ini kita membantu pemerintah, PAN ingin menjalankan fungsi menjaga persatuan itu. Kita jangan sibuk cebong-kampret terus, radikal-radikul, masih banyak hal-hal produktif yang bisa dikerjakan. Bangun ekonomi, bangkit dari Covid19, gerakkan UMKM dan lainnya. PAN ingin berperan majukan Indonesia,” paparnya.