Kamis 30 Sep 2021 18:21 WIB

KNKT Simulasikan Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Simulasi untuk mengetahui kesesuaian perilaku sistem autothrottle dengan desain.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ilham Tirta
Pesawat Sriwijaya Air (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/Gusti Fikri Izzudin Noor
Pesawat Sriwijaya Air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan akan melakukan simulasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC pada bulan depan. Pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

"Tanggal 24 sampai 28 Oktober 2021 bulan depan, KNKT bersama DKPPU, NTSB, FAA, dan Boeing akan mengadakan simulasi penerbangan yang mengalami kecelakaan ini," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo dalam acara Pemberian Penghargaan Pencarian FDR dan CVR Pesawat SJ 182 secara daring, Kamis (30/9).

Nurcahyo menjelaskan, simulai akan dilakukan di Las Vegas Flight Academy, Henderson Nevada. Dia menuturkan, simulasi tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui perilaku sistem autothrottle dengan kesesuaian terhadap desain.

"Jadi kita akan mencoba mensimulasikan apabila terjadi kerusakan sistem pesawat harus bagaimana, apakah sesuai desain, apakah penerbangan yang mengalami kecelakaan ini tidak sesuai desain, atau memang pesawat tidak dilengkapi dengan sistem itu," jelas Nurcahyo.

Selain itu, juga untuk mengetahui perilaku yang terjadi pada sistem autothrottle jika ada kerusakan. Begitu juga terkait bagaimana petunjuk kokpit pada saat terjadi pergerakan throttle ke kiri.

Nurcahyo menambahkan, simulasi juga dilakukan untuk mengetahui apa tindakan pilot cukup untuk recovery keadaan yang timbul. "Apa saat itu kesibukan di kokpit sehingga pilot tidak melihat aktivitas lain, karena mereka sedang sibuk sehingga mereka tidak bisa melihat, kemudian bagaimana melakukan recovery-nya apakah waktu cukup atau tidak saat itu," jelas Nurcahyo.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memastikan, hingga saat ini proses investigasi masih terus dilakukan oleh tim KNKT. Ia menegaskan, investigasi tersebut disertai dengan penelitian yang mendetil.

Menurut dia, ditemukannya semua bagian dari kotak hitam memberikan titik terang untuk mengusut penyebab kecelakaan itu. "Investigasi dilakukan agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak kembali terulang," ujar Soerjanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement