Kamis 30 Sep 2021 18:39 WIB

Hasil Investigasi Kecelakaan SJ 182 Mundur 2 Bulan

Investigasi telat karena simulasi kecelakaan baru dilakukan bulan depan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ilham Tirta
Petugas mengangkut kotak yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3). CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh perairan Kepulauan Seribu itu ditemukan pada Selasa (30/3) malam pukul 20.00 WIB di dasar lumpur laut menggunakan alat TSHD King Arthur 8. Selanjutnya CVR tersebut diserahkan kepada KNKT untuk diteliti lebih lanjut. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengangkut kotak yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3). CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh perairan Kepulauan Seribu itu ditemukan pada Selasa (30/3) malam pukul 20.00 WIB di dasar lumpur laut menggunakan alat TSHD King Arthur 8. Selanjutnya CVR tersebut diserahkan kepada KNKT untuk diteliti lebih lanjut. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan nomor registrasi PK-CLC akan mundur dua bulan. KNKT seharusnya memiliki waktu satu tahun melakukan investigasi sejak kecelakaan terjadi pada 9 Januari 2021.

"Kemungkinan ini tidak selesai 12 bulan, tapi akan mungkin mundur satu sampai dua bulan dari yang seharusnya," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo dalam acara Pemberian Penghargaan Pencarian FDR dan CVR Pesawat SJ 182 secara daring, Kamis (30/9).

Nurcahyo mengatakan, perkiraan tersebut terjadi karena proses simulasi kecelakaan penerbangan baru bisa dilakukan bulan depan. Selanjutnya, jika simulasi sudah dilakukan, maka KNKT sudah memiliki hampir semua data yang dibutuhkan.

Meskipun begitu, Nurcahyo mengatakan, masih ada proses sebelum mengeluarkan laporan akhir kecelakaan tersebut. "Kami harus mempublikasikan draft kami ke pihak terkait dan mereka memiliki waktu 60 hari untuk memberikan tanggapan," jelas Nurcahyo.

Setelah itu, KNKT akan mengakomodir tanggapan dari pihak terkait. Berikutnya, KNKT baru bisa membuat laporan final terkait hasil investigasi kecelakaan tersebut.

"Jadi kalau akhir Oktober 2021 baru melakukan simulasi kemudian harus menulis dan melakukan analisa, kemungkinan Desember 2021 baru bisa selesaikan draft kemudian menunggu dua bulan sampai dnegan laporan final," ungkap Nurcahyo.

Nurcahyo mengharapkan KNKT dapat melaksanakan proses investigasi dengan baik dan lancar. Dengan begitu dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab kecelakaan dan memberi rekomendasi terkait perbaikan yang harus dilakukan.

KNKT memastikan akan melakukan simulasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air pada 24 sampai 28 Oktober 2021. Simulasi akan dilakukan bersama DKPPU, NTSB, FAA, dan Boeing.

Nurcahyo menjelaskan, simulasi akan dilakukan di Las Vegas Flight Academy, Henderson Nevada. Simulasi tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui perilaku sistem autothrottle dengan kesesuaian terhadap desain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement