Kamis 27 May 2021 12:15 WIB

Investigasi Membutuhkan Simulasi Kecelakaan Sriwijaya Air

KNKT akan menggunakan simulator untuk beberapa simulasi kecelakaan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus raharjo
Prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Korps Marinir (Yontaifib) membawa puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 yang mengalami kecelakaan ke atas KRI Rigel-933 saat lego jangkar di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Petugas SAR gabungan pada hari kelima terus melakukan pencarian dari puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (9/1/2021).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Korps Marinir (Yontaifib) membawa puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 yang mengalami kecelakaan ke atas KRI Rigel-933 saat lego jangkar di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Petugas SAR gabungan pada hari kelima terus melakukan pencarian dari puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (9/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,

 

Simulasi untuk Investigasi Kecelakaan Sriwijaya Air akan Dilakukan

JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus melanjutkan investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan simulasi terkait kecelakaan tersebut akan dilakukan.

"Investigasi juga berencana untuk melakukan beberapa simulasi menggunakan simulator," kata Soerjanto dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (27/5).

Dia mengharapkan kesiapan simulator tersebut dapat selesai pada akhir Juni 2021. Soerjanto memastikan simulasi akan menggunakan data dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

"Investigasi juga masih mendalami data yang ada di dalam FDR dan CVR," tutur Soerjanto.

Soerjanto menuturkan, pada tahap ini, investigasi masih akan melakukan banyak pemeriksaan. Begitu juga dengan penelitian sehingga penyebab kecelakaan hingga saat ini masih belum diketahui.

Sebelumnya,  KNKT sudah mengunduh data yang ada di dalam CVR pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 tersebut. Soerjanto mengungkapkan dari semua channel yang ada di dalam CVR, tidak semuanya dalam keadaan baik.

"KNKT berhasil mengunduh seluruh empat channel dari CVR, akan tetapi channel empat pada CVR mengalami gangguan," kata Soerjanto.

Meskipun begitu, Soerjanto memastikan KNKT sudah mendapatkan data penting untuk keperluan investigasi. Hasil dari data yang ada di dalam CVR dan FDR akan dimasukan dalam laporan akhir investigasi.

Soerjanto menambahkan, dalam CVR tersebut terdapat rekaman percakapan dengan durasi dua jam. "Ini termasuk percakapan penerbangan yang mengalami kecelakaan," ujar Soerjanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement