Rabu 29 Sep 2021 15:08 WIB

Eks Pengacara FPI Komentari Isu TNI Disusupi Komunis

Yang penting prinsipnya Pancasila harga mati, PKI tetap mati.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Tiga patung terdiri, Jenderal TNI AH Nasution, Mayjen Soeharto, dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dihancurkan, dan kini tidak ada lagi di Museum Darma Bakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Foto: Dok Kostrad
Tiga patung terdiri, Jenderal TNI AH Nasution, Mayjen Soeharto, dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dihancurkan, dan kini tidak ada lagi di Museum Darma Bakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pengacara Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menanggapi informasi dari Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut TNI telah disusupi paham komunis. Terlepas dari kebenaran isu tersebut, ia meminta semua pihak memastikan komunis tetap mati di Bumi Pertiwi.

Aziz menyatakan pihaknya mendukung Pancasila habis-habisan. Ia tak ingin komunis kembali bangkit di Indonesia setelah runtuhnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga

"Beliau (Gatot) tentu lebih paham dari kami. Yang penting prinsipnya Pancasila harga mati, PKI tetap mati," kata Aziz dalam keterangan kepada Republika, Rabu (29/9).

Karena itu, Aziz meminta jangan ada yang berani menutup tabir kelam kesadisan PKI. Ia pun menolak tegas kehadiran PKI dalam bentuk apa pun.

"Tentu kami sebagai masyarakat pastinya sangat menolak PKI. Kami juga menyayangkan berbagai upaya mengaburkan sejarah keji PKI," ujar Aziz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement