REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menanggapi klaster Covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, akibat pembelajaran tatap muka (PTM). Sesuai mekanisme yang sudah disampaikan sebelumnya, sekolah tersebut harus ditutup jika memang ditemukan kasus Covid-19.
"Sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera, memang seperti itu," ujar Nadiem usai rapat kerja dengan Komisi X DPR, Kamis (23/9).
Adapun 1.296 sekolah yang terpapar Covid-19, Kemendikbudristek terus memantau kasus tersebut. Namun ia memastikan, PTM secara terbatas akan terus dilaksanakan di sekolah yang tak ditemukan kasus Covid-19.
"PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan, dan sekolah-sekolah di mana ada situasi seperti itu harus ditutup segera sampai aman," ujar Nadiem yang kemudian masuk ke dalam mobil dinasnya.
Sebelumnya, Kemendikbudristek mengungkapkan, hingga 20 September 2021 ada 2,78 persen satuan pendidikan penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menjadi klaster Covid-19. Jika dilihat dari total jumlah sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas, klaster Covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data yang dipaparkan, total sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas dan menjadi responden survei pelaporan tersebut ada 46.580 sekolah. Jumlah tersebut sudah mencakup seluruh jenjang yang ada, mulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.296 sekolah menyatakan ada klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas yang telah dilakukan. Klaster Covid-19 itu terdiri dari 7.307 pengajar dan tenaga kependidikan (PTK) serta 15.429 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.