REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menelusuri informasi adanya temuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistek) yang menyebutkan, ada delapan klaster penularan Covid-19 di sekolah di Jakbar, yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Sudin Pendidikan Jakbar I, Aroman, mengatakan, ia belum mendapat data lokasi sekolah tersebut. "Belum ada, coba nanti saya cek," katanya di Jakarta, Kamis (23/9).
Menurut Aroman, selama pelaksanaan PTM di Jakbar, mulai awal Agustus lalu hingga saat ini, belum ada laporan guru maupun siswa yang terpapar Covid-19. "Kalau ada laporan, pasti pelaksanaan PTMdi sekolah itu diberhentikan sementara," katanya.
Aroman memastikan, pelaksanaan PTM sampai saat ini, sudah sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan sehingga siswa dan orang tua tidak perlu khawatir. "Semua guru dan siswa yang bisa divaksin, sudah divaksin. Ada penerapan prokesdi sekolah, ada pengukuran suhu sebelum masuk kelas. Kalau suhunya di atas normal, tidak boleh masuk kelas," kata Aroman.
Sudin Pendidikan Jakbar I juga akan melakukan tracing jika ada temuan siswa yang mengalami bergejala Covid-19 setelah mengikuti PTM.
Kepala Seksi Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Jakbar II, Asep S Efendi, menjelaskan, selama pelaksanaan PTM sejak awal Agustus hingga saat ini, belum ada laporan yang menyebutkan adanya klaster baru Covid-19. "Saya juga menelusuri itu, ada di sekolah mana. Karena survei dari Kemendikbuditu langsung di publikasi di media," kata Asep.
Dia menegaskan, semua sekolah yang melaksanakan PTM di wilayah kerja Sudin Pendidikan Jakbar II, telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan, tidak ada satu sekolah pun yang berhenti melaksanakan PTM karena ada temuan kasus.
Asep mengakui, pihaknya memang belum berkoodinasi dengan KemendikbudRistek terkait temuan data klaster Covid-19 tersebut. "Kami akan menelusuri informasi dari KemendikbudRistek tersebut, agar dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan DKI," katanya.
Diberitakan adanya temuan KemendikbudRistek yang menyebut ada 25 sekolah di DKI Jakarta menjadi klaster penularan Covid-19.Temuan itu menyebut, Jakbar menempati posisi pertama, yaitu ada delapan klaster, Jakarta Timur enam klaster, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan masing-masing lima klaster, serta Jakarta Pusat sebanyak satu klaster.