REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meluncurkan program Kampus Merdeka Pejuang Muda, Jumat (17/9). Kini, Risma mencari 5.140 mahasiswa untuk terlibat dalam program tersebut di 514 kota/kabupaten seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan program ini, kata Risma, para mahasiswa terlibat akan diberikan dana. Di antaranya dana transportasi, dana operasional, biaya membuat project sosial, dan dana pertemuan.
"Kuota batch pertama sebanyak 5.150 mahasiswa untuk 514 kab/kota," kata Risma saat meluncurkan program itu secara daring bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Jumat (17/9).
Risma menetapkan sejumlah persyaratan untuk mengikuti program ini. Pertama, mahasiswa S1 aktif yang minimal berada di semester lima. Kedua, memiliki IPK minimal 2,75 dan punya pengalaman organisasi.
Ketiga, memiliki kemampuan kerja sama dan komunikasi, berkomitmen menjalankan program sampai tuntas, serta bersedia mengikuti program secara daring maupun luring. Terakhir, tidak terlibat dalam program sejenis di kementerian atau lembaga lain.
Nadiem mengatakan, program ini bisa diikuti mahasiswa S1 atau setara dari perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kemendikbudristek. "Prodi apa pun boleh. Politeknik atau universitas boleh. Ini tidak ada batasan," kata Nadiem.
Nadiem menambahkan, mahasiswa yang ikut program ini berarti sudah menjalani perkuliahan 20 SKS. Ia pun meminta pimpinan perguruan tinggi ataupun ketua prodi untuk tidak mempersulit mahasiswa yang diterima dalam program ini.
Pendaftaran Program Pejuang Muda berlangsung pada 18-30 September 2021. Informasi lengkap tentang program ini bisa diakses lewat laman pejuangmuda.kemensos.go.id. Risma menerangkan, program ini akan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk membantu pengentasan kemiskinan secara langsung di lapangan.
"Ide Pejuang Muda Kemensos ini adalah bagaimana melahirkan para mahasiswa yang secara detail bisa memahami (kenapa) kemiskinan itu terjadi dan bagaimana menyelesaikannya dengan mencari akar masalahnya," katanya.
Risma menyebut, mahasiswa yang ikut program ini akan turun langsung di daerah-daerah yang butuh bantuan. Para mahasiswa itu selanjutnya memetakan permasalahan kemiskinan di wilayah itu. Lalu, mahasiswa bersama Kemensos merancang program yang tepat untuk wilayah yang dipilih. Para mahasiswa juga akan merancang digital campaign untuk mendukung program sosial yang dijalankan.