Kamis 12 Aug 2021 20:07 WIB

Budaya Literasi Harus Diawali dari Keluarga

Membaca juga sekaligus meningkatkan kemampuan literasi, yakni mencerna tulisan.

Rep: Inas Widyanuratikah / Red: Mas Alamil Huda
Anak-anak saat membaca buku di Bale Buku, Gang Dendrit, Cakung, Jakarta, Jumat (4/6). Bale Buku yang memanfaatkan tempat pos ronda itu menjadi sarana edukasi, bermain dan belajar, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi anak-anak di lingkungan Gang Dendrit.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak saat membaca buku di Bale Buku, Gang Dendrit, Cakung, Jakarta, Jumat (4/6). Bale Buku yang memanfaatkan tempat pos ronda itu menjadi sarana edukasi, bermain dan belajar, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi anak-anak di lingkungan Gang Dendrit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya literasi perlu dibiasakan dari dalam lingkungan pertama anak, yakni keluarga. Putri Bung Hatta, Halida Hatta, mengatakan, sejak kecil ia selalu melihat kedua orang tuanya membaca dan menulis.

"Kebudayaan membaca itu sudah dimulai dari kedua orang tua kami ketika masih kecil. Kami diberi buku dan juga dibacakan buku oleh ayah dan ibu," kata Halida dalam talkshow 'Internalisasi Pemikiran Bung Hatta', yang digelar secara daring, Kamis (12/8).

Ia mengatakan, dalam kegiatan membaca pun bukan hanya mengenal tulisan. Membaca artinya juga sekaligus meningkatkan kemampuan literasi, yakni mencerna tulisan-tulisan yang ada di buku. Halida menjelaskan, dalam proses mencerna ini ia langsung bertanya kepada kedua orang tuanya.

Di dalam kegiatan mencerna itu, lanjut dia, terjadi imajinasi yang berkembang. Hal itulah yang kemudian bisa meningkatkan kemampuan literasi seseorang. Bukan hanya sekadar mengenal tulisan, tetapi memahami isi dari tulisan tersebut.

Masalah yang dihadapi saat ini, kata Halida, adalah adanya jarak antara orang tua dan anak mengenai literasi digital. Banyak orang tua yang sulit memahami hal-hal berkaitan dengan digital, sementara anak-anak sudah menjadi ahli dalam bidang tersebut.

"Jadi anak-anak ini lebih tangannya memegang gadget digital, di mana di situ ada permainan yang mengasyikkan, sehingga tantangan buat orang tua menghadirkan buku di rumah," kata dia lagi.

Menurutnya, saat ini sebenarnya orang tua juga menyadari pentingnya buku. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluarga yang pergi ke toko buku bersama. Namun, di saat yang sama anak-anak juga teralihkan dengan permainan digital.

Halida mengungkapkan, membiasakan membaca buku perlu didorong oleh semua pihak, bukan hanya orang tua. "Saya yakin ibu-ibu, bapak-bapak mempunyai buku di rumah. Anak-anak melihat orang tuanya membaca, dengan dorongan sekolah dan guru-gurunya," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement