Proses tatap muka online melalui aplikasi video conference, juga harus didukung dengan bandwidth yang memadai dan tentunya tidak dapat dilakukan setiap waktu mengingat mahalnya harga kuota data yang ada di Indonesia.

Dilema lainnya yang dihadapi saat penerapan pembelajaran daring, diantaranya sulit untuk mengukur capaian pembelajaran siswa ataupun mahasiswa dan terbatasnya proses interaksi guru ataupun dosen dengan siswa ataupun mahasiswa yang berdampak pada kurangnya minat belajar pada siswa ataupun mahasiswa. 

Sebab, mereka dituntut lebih ke arah student center learning (SCL) dimana siswa ataupun mahasiswa harus lebih aktif dan kritis dalam memahami materi yang disampaikan guru ataupun dosen.  Tentunya penerapan konsep SCL ini, lebih ditekankan kepada mahasiswa dibandingkan dengan siswa sekolah yang belum dapat sepenuhnya aktif dan berpikir kritis jika tanpa didampingi orang tua.

Mengingat kondisi pembelajaran secara daring saat ini, bagi seorang siswa SMA/SMK yang telah dinyatakan lulus, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. 

Justru, dengan kondisi saat ini program studi atau jurusan yang paling tepat untuk dipilih adalah Sistem Informasi (SI). Kenapa? Karena berbasis teknologi informasi. Dan disaat pandemi, hal ini dirasa sangat penting apalagi kita tidak dapat memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. 

Program studi Sistem Informasi akan melatih kita memiliki mindset Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) yang kuat dan menjadikan lulusan sebagai programmer (web/desktop/mobile), sistem analis dan database programmer (MySQL, PostgreSQL dan Oracle), software engineer, dll. 

Tentunya, semua kemampuan lulusan tersebut akan sangat bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia yang saat ini dan beberapa tahun kedepan akan menjalankan perkuliahan secara blended learning (gabungan pembelajaran luring dan daring).

Ikuti Whatsapp Channel Republika