Sabtu 24 Jul 2021 22:34 WIB

Ketua Satgas Tinjau Wisma Jalak Harupat untuk Isolasi

Satgas menyebut Wisma Jalak Harupat diperuntukan bagi pasien gejala ringan Covid-19

Kepala Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Ganip Warsito (Kiri memakai rompi) bersama Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjono (kanan memakai loreng), Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto (kedua dari kiri) dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja (tengah rompi hijau) saat meninjau Pusat Isolasi Terpadu Wisma Atlet Jarlak Harupat, Sabtu (24/7)
Foto: BNPB
Kepala Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Ganip Warsito (Kiri memakai rompi) bersama Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjono (kanan memakai loreng), Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto (kedua dari kiri) dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja (tengah rompi hijau) saat meninjau Pusat Isolasi Terpadu Wisma Atlet Jarlak Harupat, Sabtu (24/7)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Letjen TNI Ganip Warsito meninjau Pusat Isolasi Terpadu untuk pasien COVID-19 di Wisma Atlet Jarak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/7) sore. 

Tinjauan tersebut dilakukan untuk memastikan fasilitas, tenaga medis dan non-medis, juga kondisi ruangan sudah siap untuk mulai menerima warga yang dinyatakan positif COVID-19. 

Baca Juga

Pusat Isolasi Terpadu ini nantinya diperuntukkan bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG), agar proses isolasi lebih terpantau. Pusat isolasi terpadu Wisma Atlet Jalak Harupat memiliki 44 kamar yang diperuntukkan bagi 80 pasien. 12 kamar berada di lantai 1, dan masing-masing 16 kamar di lantai 2 dan 3. Satu kamar terdiri dari 2 ruang tidur, ruang tamu, dan dapur. 

Menurut Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Supriatna, pengoperasian pusat isolasi terpadu ini hanya tinggal menunggu kesiapan dari para personil."Setelah ini kami akan menginventaris dari sisi SDM untuk kita lihat ketersedian dan kesiapannya. Kalau sudah rampung, insyaallah bisa langsung beroperasi secepatnya" jelas Dadang. 

Dadang menyebutkan, saat ini kebutuhan tenaga kesehatan untuk isolasi terpadu di Wisma Atlet Jalak Harupat adalah 8 dokter, 16 perawat, 2 sanitarian, 2 nutrisianis, dan 2 Ahli Teknologi Laboratrium Medis (ATLM). 

Dalam kesempatan ini, Ganip yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB mengingatkan masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan. Menurutnya, protokol kesehatan adalah hulu untuk menekan kenaikan angka kasus COVID-19 di Indonesia. 

"Tetap jaga protokol kesehatan ya, jaga jarak dijaga selalu," kata Ganip disela-sela tinjauannya.

Turut hadir dalam tinjauan tersebut Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjono, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II TNI Marsdya Imran Baidirus.

Panglima TNI mengatakan, saat ini kasus aktif di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, dia mengingatkan seluruh komponen bangsa harus bekerja bersama-sama secara serius untuk menangani pandemi Covid-19. Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Bandung terhadap kesiapan fasilitas isolasi terpadu ini. 

"Kabupaten Bandung, mantap!" Kata Hadi. Sebelumnya, Kepala BNPB bersama rombongan sudah terlebih dahulu meninjau RSUD Al-Ihsan untuk agenda yang sama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement