REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar mewaspadai dan meningkatkan kehati-hatiannya terhadap penularan virus Covid-19 saat ini. Lonjakan yang sangat tajam terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini baik di Indonesia maupun di sejumlah negara lainnya seperti di Inggris, Israel, dan juga Australia.
“Saya mengajak betul-betul kita semuanya hati-hati. Jangan lengah. Semuanya harus waspada,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Kota Kendari, Rabu (30/6).
Dia mengaku, situasi saat ini sangatlah sulit baik bagi dunia usaha di Tanah Air maupun di dunia. Penanganan Covid-19 inipun dinilainya tidaklah mudah karena menyangkut dua sektor penting yakni kesehatan dan juga ekonomi.
Jokowi memaparkan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sempat mencapai puncak pertamanya pada akhir Januari dan awal Februari 2021 lalu yang mencatatkan hingga 176 ribu kasus. Namun, kondisi tersebut kembali membaik dengan penurunan angka kasus yang menjadi 87 ribu.
Sedangkan gelombang kedua kasus yang mencapai puncak tertingginya pada pekan ini terjadi setelah periode libur lebaran. “Begitu ada liburan lebaran kemarin plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. Inilah yang saya sampaikan, kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tidak boleh lengah,” ungkapnya.
Tren kenaikan kasus yang sangat tajam ini menyebabkan angka keterisian tempat tidur atau BOR juga mengalami peningkatan. Pada pertengahan Januari, kondisi BOR nasional sempat berada di angka 66 persen. Kemudian pada pertengahan Mei, angka BOR turun menjadi 28 persen.
“Tetapi tidak ada satu bulan melompat menjadi hari ini 72 persen nasional,” kata dia.
Sedangkan kondisi BOR di RS Darurat Wisma Atlet saat ini telah mencapai 90 persen. Presiden mengaku, setiap harinya selalu memantau perkembangan keterisian tempat tidur di rumah sakit hingga kondisi kenaikan kasus positif.