Selasa 22 Jun 2021 19:59 WIB

Satgas Ingatkan Kini Kesembuhan Lebih Rendah dari Angka Baru

Angka baru kasus positif yang tercatat dalam lima pekan terakhir yakni sebesar 64.828

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Wiku Adisasmito menyampaikan, penambahan kasus positif Covid-19 yang terus menerus mengalami peningkatan bahkan telah mencapai rekor kenaikan tertingginya pada Senin (21/6) kemarin yakni mencapai 14.536 kasus, perlu menjadi perhatian seluruh pihak.
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Wiku Adisasmito menyampaikan, penambahan kasus positif Covid-19 yang terus menerus mengalami peningkatan bahkan telah mencapai rekor kenaikan tertingginya pada Senin (21/6) kemarin yakni mencapai 14.536 kasus, perlu menjadi perhatian seluruh pihak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, penambahan kasus positif Covid-19 yang terus menerus mengalami peningkatan bahkan telah mencapai rekor kenaikan tertingginya pada Senin (21/6) kemarin yakni mencapai 14.536 kasus, perlu menjadi perhatian seluruh pihak.

Dalam lima minggu terakhir ini, jumlah kenaikan kasus baru selalu tercatat lebih tinggi dibandingkan angka kesembuhan. Angka kasus positif yang tercatat dalam lima minggu terakhir yakni sebesar 64.828 kasus, sedangkan angka kesembuhan tercatat sebesar 47.437 kasus.

Satgas mencatat puncak selisih antara kasus baru dan kasus kesembuhan pun mencapai 17.391 kasus pekan ini. "Angka kesembuhan yang lebih rendah dibandingkan kasus positif perlu menjadi target utama perbaikan penanganan Covid-19," jelas Wiku, dikutip dari siaran pers yang diterima, Selasa (22/6).

Berdasarkan data per 20 Juni 2021, terdapat enam provinsi yang memiliki gap paling besar antara kasus positif dengan angka kesembuhan. Keenam provinsi tersebut berasal dari Pulau Jawa.

Yakni DKI Jakarta dengan selisih 13.032 kasus, Jawa Tengah selisih 7.171 kasus, Jawa Barat selisih 6.670 kasus, Jawa Timur selisih 2.239 kasus, DIY selisih 2.131 kasus, dan Banten selisih 878 kasus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement