Rabu 02 Jun 2021 07:23 WIB

Wiku: Varian Covid-19 Pengaruhi Efikasi Vaksin

WHO menyatakan pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan studi yang dilakukan WHO, sejumlah varian Covid-19 memiliki pengaruh terhadap angka efikasi tiap vaksin.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan studi yang dilakukan WHO, sejumlah varian Covid-19 memiliki pengaruh terhadap angka efikasi tiap vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan studi yang dilakukan WHO, sejumlah varian Covid-19 memiliki pengaruh terhadap angka efikasi tiap vaksin. Sejauh ini, WHO menyatakan varian utama terdeteksi yakni B117 (Inggris), B1351 (Afrika Selatan), B11281 atau P1 (Brazil/Jepang), dan B1617 dari India yang mempengaruhi efikasi vaksin.

Berdasarkan Whole Genome Sequencing (WGS), berbagai varian mutasi Covid-19 terdeteksi sebarannya di hampir seluruh pulau di Indonesia dan didominasi Pulau Jawa. "WHO berdasarkan studi yang dilakukan beberapa peneliti, menyatakan beberapa varian memiliki pengaruh yang sedikit hingga sedang terhadap angka efikasi tiap vaksin pada kasus positif dengan varian tertentu," kata Wiku saat konferensi pers.

Baca Juga

Wiku mengatakan, varian B117 berpengaruh terhadap efikasi vaksin AstraZeneca. Sedangkan varian B1351 mempengaruhi vaksin Moderna, Pfizer, AstraZeneca dan Novavax. Sementara varian P1 dan varian B1617 mempengaruhi efikasi vaksin Moderna dan Pfizer. Hal ini disebabkan karena vaksin yang ada masih menggunakan virus atau original varian yang ditemukan di Wuhan, China.

Meski demikian, WHO menyatakan, pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara dan masih bisa berubah tergantung hasil studi lanjutan yang sedang dilakukan. Selain itu, perubahan efikasi tidak menurunkan efikasi vaksin di bawah 50 persen yang menjadi ambang batas minimal yang ditolerir WHO untuk sebuah produk vaksin yang layak. Bahkan beberapa vaksin di antaranya masih memiliki efikasi di atas 90 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement