Selasa 01 Jun 2021 12:51 WIB

Rektor Unhan Minta Pemuda Tiru Keberanian Bung Karno

Pemuda diharapkan tiru keberanian Bung Karno agar bangsa ini dipandang dunia.

Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksdya TNI Amarulla Octavian
Foto:

Berbicara soal sosok Bung Karno, Amarulla menyatakan syarat menjadi negara besar ialah harus menghargai pahlawan dan sejarahnya. Dia mencontohkan bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki sepuluh hari besar untuk memperingati Presiden George Washington. Sedangkan, Indonesia untuk mengenang Bung Karno baru memiliki tiga hari besar. 

"Hari lahir Bung Karno dan wafatnya Bung Karno. Lalu Hari Lahir Pancasila yang merupakan warisan dari Bung Karno," kata Amarulla.

Bung Karno, lanjut dia, pada masanya merupakan pemuda yang sangat pintar dan revolusioner. Presiden Pertama RI itu berpidato tanpa teks. Teks pidato Bung Karno yang ada saat ini hanya merupakan steno yang ditulis oleh notula. 

"Saat itu, dia masih muda dan berani bicara di hadapan tentara pendudukan Jepang. Tak semua pemuda Indonesia saat itu berani menghadapi Jepang. Pemuda saat ini pun harus jadi pemuda pemberani dan penuh tekad," kata dia. 

Mempraktikkan hal tersebut, Amarulla punya pengalaman saat berbicara di hadapan ratusan perwira dari berbagai negara. Dia yang tengah bersekolah di Prancis pada 2005, menyatakan bahwa Indonesia merdeka pada 1945. Sementara, ada yang protes dan menyebut Indonesia merdeka tahun 1949. Yang memprotes adalah siswa dari AS dan Belanda.

"Mereka tunjukkan di sejarah internasional Indonesia merdeka pada 1949. Saya bilang tak bisa, harus hormati kemerdekaan dari bangsa itu sendiri. Pada 1949 itu hanya penyerahan kemerdekaan secara de jure," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement