REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jokowi Mania Nusantara (Joman) mengaku tak ingin terjebak dalam dinamika yang terjadi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, mereka lebih menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ketimbang Puan Maharani.
"Kita mendukung Ganjar untuk di 2024," ujar Ketua Umum Joman, Immanuel Ebenezer dalam sebuah diskusi daring, Ahad (30/5).
Dukungan Joman tak diberikan bukan karena elektabilitas Ganjar yang tinggi, melainkan kerjanya yang lebih dirasakan sebagai Gubernur Jawa Tengah. Apalagi, ia dikenal sebagai salah satu sosok pemimpin muda yang dekat dengan masyarakat.
"Sosok yang dilihat dan bisa dirasakan. Pertama, dia kerjanya dan dirasakan hasil kerjanya," ujar pria yang akrab disapa Noel itu.
Ia menyadari, polemik pasti akan terjadi dalam internal partai ketika ada sosok yang memiliki elektabilitas yang lebih tinggi ketimbang elite atau pewaris tahta di partai. Namun, Noel melihat bahwa Ganjar merupakan 'The Next Joko Widodo' di kancah politik nasional.
"Pak Ganjar layak meneruskan kepemimpinan 2024 nanti pasca-Presiden Jokowi. Makanya kita deklarasikan diri kita dukung Pak Ganjar 2024 nanti," ujar Noel.
Politikus PDI Perjuangan yang saat ini menjabat gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku selalu hormat kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Ganjar dinilai melangkahi partai menjelang Pilpres 2024 dengan aktif lakukan pencitraan di media sosial.
"Saya mengikuti di medsos, sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya sangat hormat dengan Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar kepada wartawan seusai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (28/5).
Menurut Ganjar, apa yang saat ini ramai di media sosial terkait dengan isu perseteruannya dengan Puan Maharani itu tidak seperti yang sebenarnya terjadi. Hingga saat ini, Ganjar mengaku tidak pernah berkonflik dengan Puan Maharani.
"Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau, bahkan saat saya sowan Ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halal bihalal, Mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur, itu saja," katanya.