Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan bagaimana pentingnya mengelola perbedaan. Kata dia, dulu ada sebuah negara adi kuasa. Punya wilayah yang luas dan teknologi militer yang canggih. Tapi usia negara ini tidak semapai berapa tahun. Negara ini runtuh tanpa berperang.
Mengapa runtuh? Salah satu faktornya tidak adanya Bhineka Tunggah Ika. "Di negara itu semua warga negaranya diseragamkan. Ini bertentangan dengan kodrat kemanusiaan," kata Yudian.
Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini mengatakan beruntung Indonesia memiliki Pancasila. Dengan Pancasila siapa pun disantuni dan diakui dengan berbagai macam pluralitas dan kemajemukan.
Sementara itu, Ketua Umum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengatakan mengapresiasi kunjungan silaturahim BPIP. Dia mengaku siap berkolaborasi dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. "Pancasila sebagai dasar negara harus dipegang erat seperti burung garuda mencengkram," kata Wisnu.
Menurut dia, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Tak perlu dipertentangkan. Tapi dirawat agar menjadi taman yang penuh bunga warna-warni.
"Saya ingin mengajak untuk diteruskan ke seluruh rakyat Indonesia untuk saling menghormati satu sama yang lain," pungkasnya.