Jadi, begitu ada calon penumpang yang diketahui posifif Covid-19, maka harus dihentikan. Sistem langsung dilaporkan dan tidak boleh dibiarkan begitu saja, hingga akhirnya masih bisa nekat terbang.

Orangnya harus diurus, dikarantina bisa bekerjasama dengan Pemkot Semarang atau Pemprov Jawa Tengah yang sudah menyiapkan tempat isolasi. “Pokoknya begitu ketahuan --istilah saya-- langsung diikat, tidak boleh pergi,” tandas Ganjar.

Otoritas bandara dan KKP lanjut Ganjar harus segera melakukan evaluasi karena lolosnya penumpang yang terkonfirmasi Covid-19 akan membahayakan dan KKP harus berada di garda terdepan untuk melakukan skrining dan checking kesehatan.

“Kalau negatif silahkan ke tahap selanjutnya, kalau positif pastikan tidak bisa kemana- mana dan harus diisolasi agar tidak menyebarkan virus yang dibawa ke mana- mana,” lanjut Gubernur Jawa Tengah.

Terpisah General manager (GM) PT  Angkasa Pura 1 Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Hardi Ariyanto mengaku, atas peristiwa lolosnya penumpang yang positif Covid-19 tersebut sudah dirapatkan.

Hari ini juga telah digelar rapat untuk mengevaluasi kejadian itu. “Kami siap memperbaiki SOP agar kasus serupa tidak terulag kembali di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang ini,” katanya.

Hardi juga mengakui, peristiwa tersebut juga menjadi momentum yang pas untuk melakukan berbagai evaluasi. “Terlebih, kondisi bandara masih sepi, karena tidak ada aktivitas penerbangan sampai tanggal 17 Mei 2021 nanti,” katanya.

Sebelumnya, salah seorang calon penumpang yang diketahui telah terkonfirmasi Covid-19, dikabarkan lolos dan bisa terbang dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad yani, Semarang dengan tujuan bandara Iskandar, pangkalan Bun. Penumpang yang bersangkutan, diketahui terbang dari Semarang ke Pangkalan Bun dengan pesawat Citilink.

Ikuti Whatsapp Channel Republika