REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Rektor I Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development Universitas Airlangga (Unair), Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan, progres pengembangan vaksin Merah Putih telah memasuki tahap pemberian dosis kedua. Yakni, penyuntikan terhadap hewan kecil, yakni Mencit, dan sedang dilakukan observasi.
"Minggu depan direncanakan memulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni Makaka," kata Nyoman di Surabaya, Senin (3/5).
Ni Nyoman menjelaskan, nanti ada tiga tahapan uji klinis yang harus dilewati. Jika uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran. Agar cepat diproduksi, kata dia, pemerintah melalui Menko Marves mengagendakan rapat periodik setiap bulan agar target produksi vaksin Merah Putih sesuai rencana.
Anggota tim riset Vaksin Merah Putih Unair, Prof dr Cita Rosita, mengatakan, ada tahapan-tahapan uji klinis yang harus dilalui Vaksin Merah Putih. Tahapan ini yang akan dijalankan setelah sukses melewati uji coba terhadap hewan. Pada tahap uji klinis fase satu, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia. "Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua," ujarnya.
Pada uji klinis fase kedua, pengujian vaksin Covid-19 tetap dilakukan terhadap relawan yang merupakan orang dewasa, tetapi sasarannya ke lebih banyak. Tujuannya agar sampel yang diperoleh lebih beragam.
Baca juga : Soal Vaksinasi Gotong Royong, Kadin Tunggu Juknis Kemenkes
"Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan," kata dia.
Setelah lulus uji klinis fase kedua, vaksin akan memasuki uji klinis fase ketiga. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi. Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang.
"Pada tahap ini mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia," kata dia.
Direktur RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, menyatakan kesiapannya terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih tersebut. Ia bahkan menyatakan, pada tahap uji coba terhadap relawan, seluruh rumah sakit akan dilibatkan. "Pada fase itu, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan," kata dia.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan akan mendukung sepenuhnya proses pengembangan vaksin Merah Putih. "Prinsipnya, Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final," kata Khofifah.