REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 semakin dekat! Pada 23 April – 3 Mei 2025, calon mahasiswa akan menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT), tahap krusial untuk masuk perguruan tinggi impian.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Airlangga (UNAIR) Bambang Sektiari Lukiswanto mengungkapkan gambaran daya tampung dan tingkat keketatan program studi di kampusnya.
Daya Tampung dan Keketatan
Melalui jalur SNBT, UNAIR menyediakan minimal 30 persen kuota bagi mahasiswa baru. Secara keseluruhan, UNAIR menargetkan 9.100 mahasiswa dari berbagai jalur penerimaan.
“Jadi ini mengalami peningkatan. Tahun lalu ada sekitar 2.800 mahasiswa masuk melalui jalur SNBT, sedangkan pada tahun ini, UNAIR menerima sekitar 3.000 lebih mahasiswa melalui jalur SNBT,” kata Bambang.
Pada SNBT 2025 kali ini, lima program studi jenjang sarjana menempati posisi daya tampung terbanyak. Di antaranya, S1 Farmasi (kuota 112), S1 Ilmu Hukum (kuota 111), S1 Kedokteran Hewan (kuota 96), serta S1 Kedokteran dan S1 Manajemen (kuota 90).
Sementara itu, pada program sarjana terapan di antaranya D4 Manajemen Perkantoran Digital (kuota 64), D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, D4 Teknik Informatika, dan D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja masing-masing 60 kuota, serta D4 Perbankan dan Keuangan dengan kuota 56.
Bambang juga menyinggung soal keketatan program studi. Menurutnya, keketatan prodi sangat bergantung pada hasil seleksi tahun sebelumnya karena ada semacam siklus.
Ia juga menjelaskan bahwa sekolah atau bimbingan belajar sering kali membantu siswa dalam mengukur peluang ini dengan melakukan evaluasi skor latihan tes. Namun, faktor penentu utama tetap bergantung pada jumlah peminat dan nilai rata-rata pendaftar setiap tahun.
Sebagai gambaran, beberapa program studi di UNAIR memiliki tingkat keketatan yang tinggi berdasarkan jalur seleksi. Fakultas Kedokteran (FK) misalnya, mencatat keketatan 4,04 persen melalui SNBT, 2,90 persen melalui SNBP, dan 4,79 persen melalui jalur mandiri, menjadikannya program studi dengan persaingan tertinggi di rumpun saintek.
