Senin 26 Apr 2021 14:03 WIB

Skenario Evakuasi Kapal Selam KRI Nanggala-402

Mesin KRI Nanggala-402 umumnya menjadi prioritas evakuasi bangkai kapal selam.

Seorang nelayan mengamati KRI Bontang-907 bersiap sandar usai pencarian KRI Nanggala di Dermaga Lanal Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). KRI Nanggala 402 ditemukan di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut dan TNI AL akan berusaha mengevakuasi badan kapal selam tersebut.
Foto:

Awak KRI Nanggala-402 dinyatakan 'On Eternal Patrol' atau bertugas patroli selamanya dan tidak akan kembali. Gugurnya puluhan awak kapal ini dikatakan tergolong sebagai para syuhada atau meninggal di jalan Allah SWT.

Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan setiap muslim yang meninggal karena tenggelam, terlebih dalam tugas negara, termasuk dalam mati syahid. "Korban KRI Nanggala-402 yang teridentifikasi sempat sholat berjamaah sebelum berlayar, menjalankan tugas kedinasan dan tugas negara, karenanya mereka termasuk syuhada," jelasnya, Senin (26/4).

Menurutnya, kondisi para syuhada tersebut sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA tentang golongan orang-orang yang meninggal dalam keadaan syahid. Orang yang meninggal karena wabah, sakit perut dan tenggelam termasuk dalam kategori syahid.

Astorun mengatakan, gugurnya para petugas bukan hanya menjadi duka bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun juga duka bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Ini bukan hanya duka bagi keluarga atau bagi tentara semata. Tapi ini adalah duka bangsa. Semua warga bangsa berduka dan berkabung, karena tugas yang diemban KRI Nanggala-402 adalah salah satu tugas penting negara, yaitu menjaga pertahanan negara dan memberi rasa aman bagi warga,"tuturnya.

Baca juga : Hamas Jogokariyan Serahkan Dana untuk KRI Nanggala-402

Dia mengajak Umat Islam untuk mendoakan dan melakukan sholat ghoib untuk para syuhada. "Mari berpartisipasi untuk meringankan duka mereka, termasuk dengan memberi beasiswa bagi putra putri yg ditinggalkan,"katanya.

"Kita juga mendoakan agar negara kita terus diberikan kemampuan dan kekuatan untuk menjaga pertahanan dan keamanan dan menjaga tegaknya NKRI. Diselamatkan dari berbagai kesulitan, musibah, bala, marabahaya, dan berbagai ancaman luar dalam, hingga terwujud baldatun thayybatun wa rabbun ghafur,"tambahnya.

Seruan menunaikan sholat gaib juga disampaikan Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Ia mengimbau warga Muhammadiyah menggelar sholat gaib untuk prajurit TNI yang ada di dalam KRI Nanggala-402.

Haedar melalui keterangan tertulis mengatakan sebagai fardhu kifayah, warga Muhammadiyah dapat melaksanakan sholat gaib bagi saudara seiman yang telah gugur menjaga kedaulatan Tanah Air. "Mereka adalah para patriot bangsa yang telah berjuang dan berkorban untuk kepentingan negara. Mereka adalah para syuhada yang memberikan darma baktinya untuk Indonesia," kata Haedar.

PP Muhammadiyah, kata dia, menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya awak KRI Nanggala dan berharap keluarga dari 53 prajurit TNI tersebut termasuk keluarga kapten kapal Heri Oktavian, agar diberi kekuatan iman, keikhlasan, kesabaran, dan kelapangan hati dalam menerima musibah. "Keluarga tentu berat dan kehilangan, tetapi kami percaya segenap anggota keluarga dapat mengikhlaskan para prajurit yang gugur itu sebagai syuhada bangsa menemui keharibaan Allah SWT dalam rengkuhan ridho-Nya," kata dia.

Muhammadiyah menyampaikan penghargaan atas segala usaha maksimal yang dilakukan Panglima TNI bersama seluruh jajaran dan berbagai pihak terkait dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 tersebut. "Bagi kaum beriman ikhtiar dan tawakal merupakan jalan optimal yang dapat dilakukan dalam menghadapi setiap musibah. Semoga segenap warga masyarakat dapat menunjukkan empati, simpati, dan solidaritas sosial atas musibah KRI Nanggala sebagai duka bersama bangsa Indonesia," ujar Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement