Jumat 23 Apr 2021 18:48 WIB

Kota Tangerang Jadi Lokasi Riset RDF Pengelolaan Sampah

Pembangunan teknologi RDF di Tangerang menjadi yang pertama di Pulau Jawa.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Wali kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah.
Foto: Republika/Eva Rianti
Wali kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang menyampaikan, Kota Tangerang akan menjadi lokasi pembangunan laboratorium riset dan pengembangan teknologi refuse derived fuel (RDF) sebagai sumber energi terbarukan dan pengelolaan sampah perkotaan.

Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengatakan, wilayahnya menjadi kota pertama di Pulau Jawa untuk pembangunan laboratorium tersebut. "Kota Tangerang yang pertama, untuk uji coba pengelolahan sampah perkotaan menjadi RDF," ujar Arief dalam acara penandatanganan kesepakatan yang dilakukan secara daring di Kota Tangerang, Banten, Jumat (23/4).

Penandatanganan kesepakatan tersebut berisi tentang kerja sama penyediaan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dilakukan antara Pemkot Tangerang dan  PT Indonesia Power. Adapun kerj asama itu merupakan rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang pengembangan pengelolaan sampah berbasis energi.

Arief menegaskan, pihaknya siap menjalankan rekomendasi itu, dengan kuota pengelolaan sampah sebagai bahan baku RDF yang nantinya dikelola PT Indonesia Power sebagai sumber energi terbarukan. "Kita harus bisa sosialisasikan bersama bahwa RDF merupakan solusi yang efektif," kata politikus Partai Demokrat tersebut.

Arief melanjutkan, inisiasi yang dilakukan Pemkot Tangerang dapat menjadi inspirasi bagi para pemerintah daerah di Indonesia dalam menangani masalah sampah perkotaan. Dia mengeklaim, RDF menjadi solusi bagi penanganan lingkungan dan sampah yang ada di daerah.

"Dengan teknologi yang berkembang bisa menjadi sumber energi terbarukan. Dan tentunya dengan biaya yang lebih murah bagi Pemda," kata Arief didampingi Direktur Utama Indonesia Power Mochamad Ahsin Sidqi dan Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad itu

Direktur Mega Proyek PLN, Ikhsan Asaad menuturkan, riset dan pengembangan RDF sebagai bahan bakar energi terbarukan akan sangat bermanfaat. Hal itu mengingat program tersebut dinilai tidak membutuhkan investasi yang besar.

"Saat ini kondisinya juga, tidak memungkinkan untuk membangun pembangkit EBT," ujarnya. Dia menyebut, di Pulau Jawa sistem yang dimiliki PLN over supply, sehingga upaya untuk meningkatkan bauran EBT dengan cofiring disebut menjadi cara yang efektif.

Ikhsan berharap, program tersebut bisa berlangsung di daerah lainnya di seluruh Indonesia untuk dapat melancarkan upaya penanganan pengelolaan sampah perkotaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement