Kamis 22 Apr 2021 20:32 WIB

Cerita Kartini Indramayu, Petugas Pemakam Jenazah Covid-19

Ada jenazah Covid-19 yang sudah siap dimakamkan, ternyata hidup lagi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Hari Nuryani (49), petugas perempuan pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19 di Kabupaten Indramayu
Foto:

Yani mengaku, tugasnya itu memiliki risiko penularan Covid-19 yang tinggi. Karenanya, dia sangat memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) maupun penerapan protokol kesehatan lainnya.

Setiap selesai menjalankan tugasnya, Yani juga melakukan SOP sebagaimana mestinya. Sebelum masuk rumah, dia akan mandi terlebih dulu dan langsung mencuci pakaiannya. Hal itu sebagai bentuk perlindungannya kepada keluarga di rumah dari kemungkinan risiko penularan Covid-19.

Selain memperhatikan keselamatannya dari risiko penularan Covid-19, Yani juga akan memastikan koordinasi dengan muspika setempar agar aman saat melakukan pemakaman. Termasuk pemberitahuan izin pemakaman dan kepastian penggalian liang lahat.

"Pernah ada kejadian, saat jenazah sudah dibawa ke pemakaman, ternyata liang lahatnya belum siap. Akhirnya harus menunggu dulu," terang Yani.

Yani pun pernah mendapat penolakan saat hendak memakamkan jenazah Covid-19 di salah satu desa. Dengan penuh kesabaran, dia memberikan penjelasan dan edukasi kepada warga hingga akhirnya mereka mau menerima.

Tak hanya pengalaman itu, Yani juga pernah menghadapi berbagai peristiwa lainnya. Seperti misalnya, ada jenazah Covid-19 yang sudah siap dimakamkan, ternyata hidup lagi setelah tiga jam dinyatakan meninggal dunia. Pasien Covid-19 itu akhirnya benar-benar meninggal satu pekan kemudian.

Sejak pertama kali mendapat tugas mulia itu sejak November 2020 hingga kini, Yani sudah memakamkan 81 jenazah Covid-19. Mereka berasal dari 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.

Yani pun akan selalu siap menjalankan tugasnya, kapanpun dibutuhkan. Keluarganya, terutama ketiga putranya, sangat mendukung. Mereka bahkan merasa bangga dengan peran yang dijalankan olehnya.

"Kata mereka, Mamah luar biasa. Padahal saya sih merasa biasa saja," tutur Yani merendah.

 

Dengan kiprahnya itu, Yani pernah memperoleh penghargaan dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Indramayu saat peringatan Hari Perempuan Internasional 2021. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement