Rabu 21 Apr 2021 18:54 WIB

PDIP: Pertemuan Nadiem dan Megawati tak Bahas Reshuffle

Keduanya membahas politik pendidikan yang bertumpu pada upaya mencerdaskan kehidupan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bertemu Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Foto: Akun Instagram Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bertemu Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memastikan, pertemuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak membahas soal reshuffle kabinet. Pertemuan membahas terkait politik pendidikan hingga Pancasila.

"Pertemuan tersebut tidak membahas hal itu (reshuffle). Karena, persoalan pendidikan sebagai dasar kemajuan bangsa merupakan hal yang fundamental," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan, Rabu (21/4).

Dia mengatakan, PDIP menyerahkan sepenuhnya prinsip perombakan kabinet pada keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasto melanjutkan, PDIP menilai bahwa kinerja Nadiem hingga saat ini masih perlu mendapat dukungan.

Dia mengatakan, partai tidak melihat menteri sebagai individu. Namun, dia menambahkan, partai melihat menteri sebagai pembantu presiden yang harus menjalankan kebijakan yang berfokus pada upaya menjalankan konstitusi dan UU dengan selurus-lurusnya.

"Terlebih, pendidikan juga harus mengedepankan objektivitas, rasionalitas, dan semangat juang untuk menguasai ilmu pengetahuan," katanya.

Lebih jauh, Hasto mengungkapkan bahwa pertemuan Nadiem dengan Megawati sudah terjadi beberapa kali. Dia mengatakan, keduanya membahas politik pendidikan yang bertumpu pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hasto melanjutkan, pertemuan yang terjadi belum lama ini dan menghabiskan dua jam itu juga membahas Pancasila dan juga pendidikan budi pekerti serta kebudayaan. Dia mengatakan, Megawati berkali-kali menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan yang menggelorakan rasa cinta pada Tanah Air tidak hanya melalui teori, tetapi juga praktik.

"Dengan pengalaman yang sangat luas, terlebih konsistensi perjuangan Bu Mega pada jalan Pancasila, maka wajar jika secara periodik Ibu Mega berdialog dengan Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahannya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement