Rabu 14 Apr 2021 23:33 WIB

DKI Cari Solusi Penampungan Bagi Pedagang Korban Kebakaran

Pemprov tengah cari solusi lokasi untuk pedagang Pasar Kebon Melati dan Pasar Minggu.

Petugas keamanan mengecek area kebakaran di Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas keamanan mengecek area kebakaran di Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan bahwa pemerintah provinsi tengah mencari solusi lokasi penampungan sementara pedagang yang terkena dampak kebakaran. Pasar terbakar yakni di Pasar Kebon Melati dan Pasar Minggu beberapa waktu lalu.

"Nanti Pemprov DKI dengan Pasar Jaya yang terkait, kita akan menyiapkan tempat penampungan sementara bagi mereka di pasar-pasar," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu (14/4).

Kendati demikian, Riza menyatakan dirinya belum bisa menjelaskan dimana lokasi penampungan yang diberikan kepada Pasar Jaya untuk para pedagang yang terkena dampak kebakaran beberapa waktu lalu.

Meski begitu, Riza mengeklaim pihaknya tengah mencarikan solusinya agar aktivitas ekonomi terkait pasar tetap berfungsi dan tetap berjalan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Ini menjadi tugas kami dengan jajaran BUMD terutama Pasar Jaya untuk mencarikan solusi agar masyarakat tidak ada masalah untuk beli belanja dan termasuk yang berdagang," katanya.

Tak hanya itu, Menurut Riza pasar memiliki tingkat kerawanan terhadap kebakaran, salah satunya properti, sebab mayoritas berbahan dasar properti yang mudah terbakar, berumur sudah lama dan memiliki masalah instalasi listrik.

"Pasar itu jaraknya biasa berdekatan, antara satu kios dengan kios lain. Ketiga, pasar itu kan umumnya barang-barangnya, isinya mudah terbakar. Pedagangnya juga banyak yang merokok. Jadi, banyak faktorlah yang menimbulkan pasar itu termasuk wilayah properti yang rentan terbakar," ujar Riza.

Tak hanya pasar ia juga menyoroti terkait hunian padat penduduk yang sangat rentan kebakaran mulai dari kompor gas, instalasi listrik hingga colokan listrik yang menumpuk. Untuk itu perlu sosialisasi bersama atas kondisi ini.

"Jadi rumah-rumah yang padat, itu berpotensi. Itu kita lakukan pencegahan, mulai dari ada sosialisasinya, tentang bahkan kita sudah stiker di situ, di daerah-daerah RW RT yang rawan, itu kita lakukan berbagai upaya pencegahan," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement