REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri memeriksa barang bukti hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang didapat dari lokasi kebakaran di Kilang Minyak Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Harto mengatakan, saat ini Tim Puslabfor sedang meneliti di laboratorium barang bukti yang didapat dari TKP kebakaran di Kilang Pertamina Balongan. "Puslabfor Polri sudah selesai melaksanakan olah TKP dan sekarang barang bukti tersebut sedang dilakukan pemeriksaan secara laboratorium," kata Rusdi.
Menurut Rusdi, pemeriksaan barang bukti di laboratorium Puslabfor untuk mencari kesimpulan dari penyebab kebakaran kilang minyak RU VI Pertamina Balongan. Pemeriksaan laboratorium ini, lanjut dia, melibatkan tim ahli untuk mencari kesimpulan penyebab dan asal usul api.
"Sedang dilakukan pemeriksaan oleh tim ahli yang nanti akan mendapat satu kesimpulan yaitu tentang kebakaran Kilang di Balongan, kebakaran dari mana, titik apinya di bagian apa, dan sumber api dari mana, ini akan terjawab nantinya," kata Rusdi.
Rusdi tidak menyebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan Puslanfor Polri untuk memeriksa barang bukti yang didapat dari lokasi kebakaran Kilang minyak Balongan, untuk mencari tahu penyebab kebakaran.
"Yang jelas sekarang Puslabfor Polri sedang melakukan kegiatan di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang didapatkan dari hasil olah TKP," ujar Rusdi.
Sementara itu, penyidik dari Bareskrim Polri telah memeriksa 52 orang terkait dengan kebakaran di Kilang Pertamina Balongan. Kilang minyak RU VI Pertamina Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat meledak dan terbakar pada pukul 00.20 WIB Senin dini hari. Dari kejadian itu enam orang luka berat dan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Kilang minyak RU VI Balongan merupakan salah satu kilang minyak terbesar dari 7 kilang yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero). Kilang minyak RU VI Balongan dibangun pada 1 September 1990 dan mulai beroperasi tahun 1994 hingga kini.
Kilang minyak RU VI Balongan tergolong kilang terbaru menerapkan teknologi, memiliki kapasitas produksi 125 ribu barel per hari (bph) Mengolah minyak mentah dari Duri dan Dumai Provinsi Riau, menjadi produk minyak seperti Pertamax, Solar dan lainnya. Belum diketahui pasti penyebab ledakan dan kebakaran, sempat diduga karena sambaran petir pada saat kejadian sedang turun hujan deras disertai kilat dan petir.