Jumat 02 Apr 2021 19:49 WIB

Panglima: Tak Ada Tempat untuk Terorisme di Tanah Air

Panglima meminta semua pihak bahu membahu dalam memerangi terorisme.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah) didampingi Keapala Badan Intelijen dan Keamanan Paulus Waterpauw (kiri) dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaeman (kanan) menjawab pertanyaan wartawan saat memantau pengamanan Gereja Katedral Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/4/2021). Panglima TNI memantau langsung pengamanan sejumlah gereja di daerah itu pascaledakan bom bunuh diri pada Minggu (28/3/2021) di depan Gereja Katedral Makassar.
Foto:

Dia kemudian meminta seluruh warga masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan teror bom yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Menurut Mahfud, teror sengaja dilakukan untuk menciptakan suasana gaduh dan ketakutan di tengah masyarakat.

"Dan kepada tokoh-tokoh agama, masyarakat, dan tokoh adat agar ikut pula menenangkan dan menciptakan suasana yang aman, dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat. Mari kita jaga persatuan sebab terorisme merupakan musuh semua agama," kata dia.

Mahfud juga mengatakan, apa yang terjadi dan dilakukan oleh pelaku bukan merupakan bagian dari perjuangan agama dan tidak mewakili agama apa pun. Menurut dia, tindakan itu betul-betul teror seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 dan merupakan musuh bagi kemanusiaan. "Kalau pelakunya mengatasnamakan perjuangan agama tertentu berarti dia telah beragama secara salah. Agama apa pun karena semua agama itu pasti pro-kemanusiaan dan anti-terorisme di dalam menyelesaikan berbagai persoalan," jelas dia.

Tapi, kata Mahfud, kejadian kali ini belum tentu sang pelaku mengatasnamakan agaman tertentu. Bisa pula itu merupakan upaya adu domba yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab di tengah masyarakat. "Seakan-akan kelompok tertentu sedang menyerang atau tidak suka kelompok lain atas ikatan primordial, entah itu agama, entah itu suku, entah itu ras. Bisa itu upaya adu domba," kata Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement