REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan, intelijen TNI terus berkoordinasi dengan intelijen Polri untuk melaksanakan deteksi dini dan cegah dini dari kerawanan tindakan teror. Dia menyatakan, sudah ada 5.590 anggota TNI-Polri yang tergelar di beberapa titik untuk memperkuat pengamanan di berbagai objek vital.
"Dari Intelejen TNI dan Polri terus berkoordinasi untuk melaksanakan deteksi dini dan cegah dini terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya kerawanan," ungkap Hadi dalam keterangan pers, Jumat (2/4).
Dalam rangka meningkatkan keamanan, Hadi mengecek langsung pengamanan yang dilakukan oleh personel gabungan dari TNI dan Polri di Gereja Katedral, Jakarta. Kedatangan Panglima TNI beserta rombongan di Gereja Katedral disambut oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.
Panglima TNI dan Uskup Agung Jakarta berbincang terkait pengamanan gereja yang dilakukan TNI dan Polri pascaaksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri Jakarta, beberapa hari yang lalu. Panglima TNI menyampaikan peningkatan pengamanan dilakukan sesuai perintah dari Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.
“Untuk itu, TNI dan Polri menggelar kekuatan di titik-titik terpilih di seluruh Indonesia mulai malam hari ini, baik di gereja, tempat-tempat keramaian maupun objek vital nasional. Kegiatan itu akan dilaksanakan secara terpilih dan terus menerus,” jelas dia.
Sejak Kamis (1/4) malam, Hadi menyatakan, sudah tergelar sebanyak 5.590 anggota TNI dan Polri di beberapa titik terpilih tersebut. Titik-titik itu merupakan lokasi yang memang dianggap pengamanannya harus diperkuat.
“Oleh sebab itu, malam hari ini saya mengecek di lapangan dan sudah tergelar sebanyak 5.590 anggota TNI dan Polri di beberapa titik yang kita anggap harus diperkuat untuk pengamanannya,” ujarnya.