REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, Prabowo Subianto menempati posisi pertama yang memperoleh dukungan suara terbesar menjadi calon presiden (capres) 2024. Namun, hasil ini belum meyakinkan karena dalam pertanyaan terbuka kepada responden, Prabowo baru mendapat dukungan spontan 13,4 persen.
Perolehan tersebut jauh di bawah angka yang didapatkan Joko Widodo (Jokowi) pada tiga tahun menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 lalu. Saat itu, Jokowi mengantongi suara dukungan responden sekitar 30 persen.
"Demikian pula suara 20 persen di pilihan semi terbuka dan tertutup itu belum meyakinkan, mengingat Prabowo adalah tokoh yang sudah dua kali menjadi calon presiden," ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam rilis survei secara daring, Kamis (1/4).
SMRC mengajukan pertanyaan kepada warga mengenai siapa yang akan dipilih apabila berlangsung pemilihan persiden saat ini, dalam tiga format pertanyaan. Pertanyaan terbuka (warga menyebut nama capres tanpa membaca daftar nama), pertanyaan semi terbuka (warga diberikan daftar banyak nama capres tapi bisa juga menambahkan sendiri), dan pertanyaan tertutup (warga diberikan daftar 15 nama capres tanpa bisa menambahkan nama lain).
Dalam pertanyaan top of mind, Jokowi mendapat suara terbanyak yakni 15,2 persen, selanjutnya Prabowo Subianto (13,4 persen), Ganjar Pranowo (6,1 persen), Anies Baswedan (5,4 persen), dan Sandiaga Uno (3,1 persen). Calon-calon lain di bawah tiga persen dan yang belum tahu 44,2 persen.
Dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo Subianto memperoleh dukungan terbanyak dengan 20 persen. Disusul Anies Baswedan (11,2 persen), Ganjar Pranowo (8,8 persen), Sandiaga Uno (5 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), Basuki Tjahaja Purnama (4,8 persen), AHY (3,5 persen), dan Tri Rismaharini (3,1 persen). Nama-nama lain di bawah tiga persen dan responden yang menyatakan belum tahu 17,6 persen.
Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo Subianto kembali mendapatkan dukungan terbanyak, 20,8 persen. Lagi-lagi disusul Anies Baswedan (13,8 persen), Ganjar Pranowo (12 persen), Sandiaga Uno (7,4 persen), Ridwan Kamil (6,7 persen), AHY (5,2 persen), Tri Rismaharini (5,2 persen). Nama-nama lain di bawah tiga persen dan yang belum tahu 19,7 persen.
Menurut Abbas, kondisi pada Maret 2021 ini, tiga tahun menjelang Pilpres 2024, mirip dengan kondisi pada 2011, yang juga tahun menjelang Pilpres 2014. Kemiripan terjadi karena belum ada calon yang mendominasi suara.
Pada Mei 2011 silam, Megawati Soekarnoputri mendapat dukungan paling besar, 20,3 persen. Disusul Prabowo 10,2 persen dan pada saat itu Jokowi belum muncul kelima besar. Namun, pada Pilpres 2014 akhirnya Jokowi yang terpilih sebagai presiden.
Survei nasional SMRC dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara random (acak) dan diwawancara secara tatap muka. Margin of error penelitian adalah ± 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.