Selasa 30 Mar 2021 20:16 WIB

Moeldoko Rela Pertaruhkan Lehernya untuk Pancasila

Sebagai masyarakat sipil saat ini, Moeldoko mengaku, konsisten menjalankan tugas. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Kepala KSP Moeldoko menyampaikan pernyataan terkait penunjukkan dirinya sebagai ketua umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Foto: Tangkapan Layar
Kepala KSP Moeldoko menyampaikan pernyataan terkait penunjukkan dirinya sebagai ketua umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Moeldoko menegaskan, bahwa dirinya tidak pernah berubah. Khususnya, dalam menegakkan Pancasila di Indonesia.

"Saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke-Indonesia-an kita, saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya," ujar Moeldoko lewat keterangan videonya, Selasa (30/3).

Selama memimpin, dia selalu menanamkan kebajikan, kesejahteraan, dan profesionalisme. Sebagai prajurit TNI, Moeldoko juga mengaku tak mudah diprovokasi.

"Dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih dan seluruh prajurit tahu tentang itu," ujar Moeldoko.

Pilihannya saat ini, disebutnya, hak politik sebagai warga sipil. Meski dalam video tersebut, Moeldoko tak menjelaskan, lebih detail maksud pernyataannya tersebut.

"Pilihan saya ini adalah hak politik saya sebagai seorang sipil. Ketika saya bertugas di militer, tugas saya mengawal stabilitas dan juga demokrasi," ujar Moeldoko.

Ketika bertugas sebagai panglima TNI, dia menyebut, tugas besarnya adalah menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi. TNI, kata Moeldoko, bermain di ruang sempit, tapi dengan seni kepemimpinan yang bisa dihadapinya.

Sebagai masyarakat sipil saat ini, Moeldoko mengaku, konsisten menjalankan tugas tersebut. Dia kemudian menyinggung orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri. Juga mengorbankan jiwa nasionalisme dan Pancasila-nya.

"Moeldoko tidak seperti itu, saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan, saya konsisten," ujar mantan panglima TNI itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement