Rabu 31 Mar 2021 00:31 WIB

Sekolah Tatap Muka Jangan Digesa-gesa

Vaksinasi guru bukan satu-satunya modal kuat menggelar pembelajaran tatap muka.

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di sekolah. Ilustrasi
Foto:

Tren kasus Covid-19 di Indonesia memang mulai menunjukan penurunan konsisten setidaknya hingga per Maret ini. Namun perlu dicatat, tingkat positivity rate di Indonesia masih konsisten di atas 10 persen. Idealnya suatu daerah bisa melaksanakan PTM jika positivity rate di angka 5 persen ke bawah. Itu pun masih bisa kecolongan.

Satu hal perlu diperhatikan. Vaksinasi guru bukanlah satu-satunya modal kuat untuk menggelar PTM. Banyak hal lain juga harus diperhatikan betul. Mulai dari kesiapan infrakstruktur sekolah, pola kondisi penyebaran Covid-19 di daerah, hingga ketersediaan sarana prasarana dan fasilitas layanan kesehatan sesuai protokol kesehatan di sekolah.

Sarana transportasi siswa, guru/tenaga pendidik, hingga pengaturan jam belajar, dan pengawasan ketat yang konsisten selama prosesnya pun penting diperhitungkan. Itu semua tidak mudah dipenuhi.

Sebab itu, melaksanakan sekolah tatap muka harus mengutamakan kehati-hatian. Pemerintah temasuk kementerian dan lembaga terkait, sekolah, hingga orang tua dan siswa harus memastikan PTM benar-benar dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Potensi kekhilafan sekecil mungkin harus diminimalisasi.

Jangan sampai sekolah malah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Langkah-langkah antisipasi juga harus dicermati dan dijalankan dengan komitmen ketat.

Bila dirasa memang belum siap rasanya tak usah memaksakan. Jangan sampai niat awal menghadirkan solusi, berbalik menjadi blunder. Prinsipnya kesehatan dan keselamatan peserta didik, guru, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas paling utama. Bila ragu bisa menjamin itu, sekolah tatap muka sebaiknya jangan digesa gesa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement