Senin 29 Mar 2021 00:44 WIB

Mengoptimalkan Potensi Herbal di Desa Wisata Nogosaren

Pengembangan produk herbal di Desa Nogosaren cukup terbuka, karena SDA melimpah.

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Pelatihan Salah seorang warga Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang juga peserta pelatihan sedang mempraktekkan cara pengolahan Curcuma untuk proses pembuatan probiotik, di kawasan wisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Sabtu (27/3). Pelatihan ini digelar untuk mendorong pemanfaatan potensi herbal yang ada di lingkungan warga sebagai produk unggulan pendukung pariwisata desa.
Foto: Republika/bowo pribadi
Pelatihan Salah seorang warga Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang juga peserta pelatihan sedang mempraktekkan cara pengolahan Curcuma untuk proses pembuatan probiotik, di kawasan wisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Sabtu (27/3). Pelatihan ini digelar untuk mendorong pemanfaatan potensi herbal yang ada di lingkungan warga sebagai produk unggulan pendukung pariwisata desa.

REPUBLIKA.CO.ID, Warga di lingkungan Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah serius mengembangkan ragam produk minuman kesehatan herbal, sebagai salah satu daya tarik potensi unggulan desa mereka.

Upaya ini sekaligus untuk melengkapi daya tarik Desa Wisata Nogosaren yang dalam beberapa tahun terakhir telah mengembangkan daya Tarik wisata olahraga dan wisata alam ‘Gunung Gajah Telomoyo’.

Kepala Desa Nogosaren Ahmad As’ari mengatakan, lingkungan di wilayah desanya memiliki potesi tanaman herbal yang cukup melimpah. Namun sejauh ini. belum dikembangkan secara optimal sebagai salah satu potensi unggulan desa.

“Di luar berbagai komoditas hortikultura dan susu sapi perah, warga kami sama sekali belum memberdayakan potensi herbal, yang sebenarnya juga luar biasa di Desa Nogosaren ini,” ungkapnya, Ahad (28/3).

Seperti temulawak (Curcuma zanthorrhiza), jahe emprit/ jahe merah (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), Gandapura (Gaultheria punctate), adas (Foeniculum vulgare), sereh (cymbopogon nardus) dan masih banyak lagi.

Karena itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Nogosaren sangat mendukung pengembangan berbagai produk herbal sebagai salah satu produk unggulan, berbasis pemberdayaan masyarakat dan sumber daya alam yang ada di desanya.

“Terlebih, kondisi ekonomi warga desa kami juga tidak luput terdampak oleh pandemi Covid-19, yang telah berlagsung selama satu tahun terakhir,” tambahnya.

 

 

 

photo
Pelatihan Salah seorang warga Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang juga peserta pelatihan sedang mempraktekkan cara pengolahan Curcuma untuk proses pembuatan probiotik, di kawasan wisata Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Sabtu (27/3). Pelatihan ini digelar untuk mendorong pemanfaatan potensi herbal yang ada di lingkungan warga sebagai produk unggulan pendukung pariwisata desa. - (Republika/bowo pribadi)

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement