Ahad 28 Mar 2021 11:34 WIB

Polda Jatim Perketat Penjagaan Gereja dan Instansi Polri

Tiap gereja di Surabaya dan Malang dijaga 10 anggota kepolisian.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Sejumlah personel Brimob mengikuti lomba Wanteror Polda Jatim di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/8/2020). (Ilustrasi Polda Jatim)
Foto: ANTARA/DIDIK SUHARTONO
Sejumlah personel Brimob mengikuti lomba Wanteror Polda Jatim di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/8/2020). (Ilustrasi Polda Jatim)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta meminta jajarannya memperketat penjagaan di gereja-gereja setelah terjadinya ledakan diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Ahad (28/3). Utamanya di titik-titik yang dianggap rawan di Surabaya dan Malang.

"Tiap gereja mungkin ada masing-masing 10 anggota (yang berjaga) baik anggota terbuka maupun tertutup. Kita monitoring daerah-daerah yang rawan. Titik rawan Surabaya Malang," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko saat dikonfirmasi, Ahad (28/3).

Gatot melanjutkan, Kapolda Jatim juga telah menginstruksikan untuk memperketat penjagaan seluruh instansi Polri yang ada di Jawa Timur. Ia juga mengingatkan jajarannya untuk tetap waspada. "Iya lebih ketat lagi, makanya itu yang diutamakan Malang Surabaya. Tapi tempat lain juga sama," ujar Gatot.

Insiden ledakan yang diduga bom terjadi di sekitar Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Ahad, sekitar Pukul 10.30 WITA. Lokasi ledakan yang berada di sekitar Polsek Ujung Pandang dan Polrestabes Makassar serta Kantor Balaikota Makassar itu langsung membuat heboh.

Diduga satu orang meninggal akibat kejadian ini. Korban meninggal diduga pelaku bom bunuh diri. Belum diketahui jumlah korban luka akibat ledakan ini. Ledakan terjadi di depan gerbang Gereja Katedral, Makassar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement