Sabtu 20 Mar 2021 09:59 WIB

Kemunculan Aliran Hakekok, Kurangnya Syiar Islam ke Pelosok

Faktor ekonomi juga turut menjadi pemicu dari kemunculan aliran Hakekok.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus Yulianto
Aliran sesat Hakekok di Pandeglang (ilustrasi)
Foto:

Ketua Pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar (PWMA) Banten Babay Sujawandi menambahkan, selain faktor kurangnya syiar Islam hingga ke pedalaman, faktor lainnya seperti faktor ekonomi juga menjadi salah satu pemicu. Pendapat itu sesuai hasil penelaahan kader Mathla’ul Anwar yang ke wilayah munculnya ritual penganut aliran Hakekok.

“Ada motivasi ekonomi. Jadi, di tengah krisis akibat pandemi ini kesulitan ekonomi, ada yang mengiming-imingi kemudian tertarik untuk gabung,” ujar dia.

Kasus tersebut, kata Babay hampir sama dengan aliran Ahmadiyah di Cikeusik yang penganutnya mendapatkan imbalan ekonomi. “Tapi sebetulnya, paham aslinya sudah tidak ada. Kemarin yang di Pandeglang dibumbui dengan iming-iming ekonomi di tengah masyarakat yang memang masih minus (ekonominya),” ujarnya.

Sebelumnya diketahui, video viral menggambarkan 16 orang yang melakukan ritual mandi bersama di kawasan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Belasan orang penganut aliran Hakekok tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian dan akan dilakukan pembinaan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang.

 

Setelah menggelar rapat koordinasi bersama Bupati Pandeglang, Ketua MUI Pandeglang, dan Bakorpakem menyampaikan bahwa hasil keputusan Bakorpakem Kabupaten Pandeglang mengungkapkan kegiatan ritual tersebut kegiatan yang menyimpang. "Terkait hal ini, MUI akan mengeluarkan fatwa dalam waktu dekat dan masyarakat yang tergabung kegiatan ritual itu akan dilakukan pembinaan oleh MUI,” kata Kapolres Pandeglang AKBP Hamam, Jumat (12/3). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement