Jumat 12 Mar 2021 20:33 WIB

Menko PMK Imbau 3T Jadi Kebiasaan Masyarakat

Menko PMK ingatkan 3T harus diterapkan dari skala rumah tangga hingga UMKM

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menko PMK Muhadjir Effendy menghembuskan nafasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta.  Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa sesuai arahan presiden, 3T harus betul-betul fokus terutama yang berskala kecil. Mulai dari lingkungan rumah tangga, RT/RW, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Menko PMK Muhadjir Effendy menghembuskan nafasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta. Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa sesuai arahan presiden, 3T harus betul-betul fokus terutama yang berskala kecil. Mulai dari lingkungan rumah tangga, RT/RW, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah hingga kini masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah. Salah satu yang menjadi kunci keberhasilan PPKM ialah pelaksanaan tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (penyembuhan) atau 3T.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa sesuai arahan presiden, 3T harus betul-betul fokus terutama yang berskala kecil. Mulai dari lingkungan rumah tangga, RT/RW, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"3T tidak boleh berhenti hanya kalau ada PPKM. 3T harus jadi habitualitas terutama kalau nanti ada kasus," ujarnya saat kunjungan kerja di Kota Cilegon, Banten, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (12/3).

Muhadjir menyatakan 3T harus dilaksanakan seiring dengan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Ia meyakini, bila keduanya diintensifkan mulai dari lingkungan terkecil maka Covid-19 akan dapat segera berakhir. 

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK juga mengapresiasi pelaksanaan 3T yang dilakukan salah satu UMKM di Kota Cilegon. Berdasarkan keterangan pemilik UMKM, empat dari 12 karyawan yang terkonfirmasi Covid-19 diberikan fasilitas isolasi mandiri (isoman) yaitu di salah satu ruko tempat produksi mukena dengan merek dagang Uwais tersebut.

Selain dijamin ketersediaan makanan bergizi dan obat-obatan, empat karyawan terkonfirmasi Covid-19 itu juga terus dipantau perkembangan kesehatan selama isoman. Pantauan dilakukan oleh pemilik perusahaan bekerja sama dengan puskesmas, satgas Covid-19, dan pihak terkait lain.

Namun tidak hanya itu, di lain sisi, gotong-royong masyarakat dalam upaya menangani Covid-19 juga ditunjukkan oleh warga Barokah, Jombang Wetan, Cilegon. 

Seperti diketahui, warga berinisiatif menyewakan sebuah rumah untuk dijadikan tempat isolasi beberapa warga yang terkonfirmasi Covid-19."Saya kira apa yang dilakukan ini sudah sangat bagus. Pesan saya kepada semuanya, baik itu warga, aparat, dan juga pemda bahwa 3M itu tidak cukup. Jadi perlu 3T. Kalau semua kasus kecil ini ditangani di seluruh Indonesia insya Allah bisa selesai Covid-19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement