Selasa 02 Mar 2021 06:10 WIB

Formasi 44 Bintang Tiga, dan Wakil Panglima TNI tak Penting

Jabatan Wakil Panglima TNI hingga dua tahun lebih belum diisi. Mengapa?

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal Andika Perkasa, dan Letjen Besar Harto Karyawan.
Foto:

Gengsi Wakil KSAD

Pada 2014 itu pula, misalnya. Wakil KSAD saat ini, Letjen TNI Bakti Agus Fadjari (Akmil 1987) menjadi Komandan Korem di Solo dengan pangkat kolonel senior. Artinya beda lima lulusan di bawahnya (1988A, 1988-B, 1989, 1990, dan 1991) dibandingkan dengan Listyo Sigit. Jadi, walau pun Bakti Agus Fadjari merupakan 'geng Solo', namun kariernya masih dalam kategori wajar-wajar saja.

Naiknya Bakti Agus Fadjari menjadi Wakil KSAD juga diluar dugaan. Hal ini setelah meninggalnya Wakil KSAD sebelumnya, Letjen TNI Herman Asaribab (Akmil 1988-B), karena sakit. Herman juga belum sempat dilantik menjadi Wakil KSAD. Ia merupakan putra ketiga Papua di TNI-AD yang berhasil menggapai bintang tiga.

Mengikuti jejak Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau (Akmil 1986) dan Letjen TNI Ali Hamdan Bogra (Akmil 1987). Joppye sudah pensiun Agustus 2020 lalu. Sedangkan Ali Bogra baru saja pensiun, Februari 2021 ini. Ketiganya mengikuti jejak Freddy Numberi yang berhasil menjadi jenderal bintang tiga TNI AL (Laksamana Madya TNI) pada 1999 saat menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara era Presiden Abdurrahman Wahid.

Kembali ke Bakti Agus Fadjari. Ia merupakan orang keempat yang menjadi Wakil KSAD mendampingi KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. Sebelumnya Letjen TNI Tatang Sulaiman (Akmil 1986). Ia menjadi Wakil KSAD sejak Oktober 2017 era KSAD Jenderal TNI Mulyono. Diteruskan saat KSAD Andika Perkasa.

Tatang digantikan Letjen TNI Fachrudin (Akmil 1985) yang menjadi Wakil KSAD selama delapan bulan. Sejak akhir Maret 2020 hingga Desember 2020. Kemudian Herman Asaribab, baru sekitar 10 hari naik pangkat menjadi letjen, namun meninggal dunia sebelum dilantik.

Sekitar dua bulan jabatan Wakil KSAD kosong. Hingga akhirnya Bakti Agus ditunjuk sebagai penggantinya dan kini menunggu pelantikan. Jadi unik, wakilnya Andika bergantian dari lulusan Akmil 1986, 1985, dan kini 1987.

Bakti Agus menjadi orang ketujuh abituren Akmil 1987 yang berhasil menjadi letjen. Enam lainya adalah: Jenderal TNI Andika Perkasa, Letjen TNI M Herindra (Wakil Menteri Pertahanan), Letjen TNI AM Putranto (Komandan Kodiklatad), Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana (Irjen Kemenhan), Letjen TNI Ali Hamdan Bogra (mantan Koordinator Staf Ahli KSAD), dan Letjen TNI Benny Susianto (Irjenad).

Usia Bakti Agus, sama dengan KSAD Andika Perkasa. Namun Agus lebih tua empat bulan. Ia akan pensiun sekitar 1,6 tahun lagi. Kendati demikian posisi Bakti Agus bisa dibilang 'lebih bergengsi' daripada jabatan bintang tiga lainnya.

Mengingat Wakil KSAD merupakan orang kedua di Markas Besar Angkatan Darat. Dari seluruh pejabat KSAD, jabatan Wakil KSAD dan Pangkostrad merupakan batu loncatan menjadi KSAD. Hampir seimbang antara dua jabatan itu yang kemudian promosi menjadi KSAD.   

Ademisasi

Dalam catatan penulis, abituren Akmil 1987 kini menyamai Akmil 1982 yang juga sama-sama menempatkan alumninya bisa meraih bintang tiga ke atas. Satu di antaranya menjadi jenderal bintang empat. Sedangkan abituren Akmil 1988-A dan 1988-B masing -masing diwakili dua orang. Sementara Akmil 1989, baru satu orang yang berhasil mencapai bintang tiga.

Rekor tertinggi masih dipegang abituren Akmil 1986. Teman sekelas dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (AAU 1986). Sehingga ada joke inilah eranya 'ademisasi'. Adem merupakan akronim dari akademi delapan enam. Memiliki 10 jenderal bintang tiga. Akademi 1986 terlihat dominasinya. Lihat tabel.

Bisa dibandingkan dengan seniornya, Akmil 1985 (lima orang letjen). Tahun ini merupakan tahun akhir masa dinas Akmil 1985. Yang tersisa di TNI AD tinggal Letjen TNI Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Doni akan pensiun pada Juni 2021. Sedangkan di TNI-AU menyisakan Komandan Sesko TNI, Marsdya TNI Dedy Permadi. Dedy akan pensiun pada Mei 2021. Dengan demikian peluang abituren 1985menjadi bintang empat, baik KSAD maupun KSAU, bisa dibilang tertutup.

Perwira tinggi abituren Akmil 1984 sudah purnawirawan semuanya. Mereka hanya menempatkan empat orang menjadi bintang tiga. Lihat table. Sedangkan Akmil 1983 (enam orang). Sementara Akmil 1981, hanya tiga orang. Lalu, Akmil 1980, juga tiga orang saja. Lihat tabel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement